Bisnis.com, JAKARTA—Seseorang bisa jadi memiliki bakat kelainan pembuluh darah di otak seperti aneurisma karena faktor genetik atau kelainan bawaan. Aneurisma otak merupakan salah satu penyebab strok perdarahan. Adapun strok merupakan penyakit yang menjadi salah satu penyebab kematian dan kecacatan tertinggi di dunia.
“Pelebaran pembuluh darah atau aneurisma bisa terjadi karena tekanan pada pembuluh darah. Apabila pembuluh darah pecah dapat terjadi kerusakan otak,” ujar dokter spesialis bedah saraf Mardjono Tjahjadi dari RS Pondok Indah-Pondok Indah Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Yang perlu diwaspadai sebenarnya pecahnya aneurisma. Kalau pembuluh darah pecah biasanya menimbulkan masalah kecacatan bahkan merenggut nyawa.
Dia mengatakan bahwa pecahnya aneurisma ini sebenarnya bisa dicegah apabila aneurisma ditemukan sejak dini. Sayangnya 90% aneurisma otak tidak bergejala sama sekali sehingga deteksi dini melalui pemeriksaan otak sangat diperlukan.
“Merokok dan tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko aneurisma otak, apalagi jika seseorang telah memiliki bakat atau riwayat aneurisma sebelumnya,” ujarnya.
Dokter yang akrab disapa dengan nama Joy ini mengatakan bahwa screening sangat diperlukan agar dapat mendeteksi aneurisma sejak dini. Makin cepat terdeteksi, aneurisma dapat dicegah dari pecahnya pembuluh darah. Untuk memperlambat membesarnya aneurisma modifikasi gaya hidup juga harus dilakukan.
“Aneurisma sebaiknya disumbat sebelum pecah agar tidak mengalami risiko kecacatan yang tinggi, apalagi biaya pengobatan aneurisma yang pecah biasanya sangat mahal,” ujar Joy.
Ada dua penanganan aneurisma otak sebelum pecah adalah dengan operasi dan kateterisasi otak. Keduanya dilakukan untuk menyumbat aneurisma otak agar tidak pecah. Apabila penyumbatan berhasil, pasien dipastikan bisa sembuh 99%.
Oleh karena itu pastikan untuk menemukan kondisi aneurisma sejak dini.
“Bila Anda memiliki faktor risiko aneurisma otak, tidak ada salahnya lakukan pemeriksaan kesehatan otak,” ujar Joy.