Fashion

Tren Penjualan Online di Akhir Tahun

Dewi Andriani
Rabu, 30 Oktober 2019 - 11:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan online atau e-Commerce saat ini memiliki peran penting dalam industri ritel Indonesia. Masyarakat yang berbelanja online terus meningkat dan akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan.

Pasalnya, harga yang ditawarkan lebih murah, nyaman, menghemat waktu, bisa memilih lebih banyak produk dan penjual, serta meningkatnya jumlah pengguna internet dan telepon pintar. Selain itu, pertumbuhan penjualan ritel online juga didukung oleh pembangunan infrastruktur, tingginya tingkat penetrasi telepon pintar, dan meningkatnya populasi penduduk berpenghasilan menengah.

Para pemain e-Commerce tidak hanya menjual produk lewat platform Tokopedia, Shopee, Lazada, Zalora, Blibli, atau Bukalapak saja, tetapi juga menjual produk lewat media sosial, seperti Instagram.

Berdasarkan, proyeksi DBS Group Research penjualan online diperkirakan akan meningkat seiring dengan adanya ‘National Online Shopping Day’ atau Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) di bulan Desember.

Dalam laporan tersebut, DBS Group Research juga menyampaikan hasil temuan pertumbuhan konsumsi pada semester II akan sedikit melambat dibandingkan dengan semester I, karena rendahnya subsidi yang diberikan pemerintah. Konsumsi di luar Jawa terdapat kemungkinan juga akan terpengaruh oleh turunnya harga komoditas, seperti harga minyak sawit (CPO) dan batu bara.

Analis DBS Group Research, David Arie Hartono mengatakan, penjualan ritel akan naik saat Natal dan akhir tahun, akan tetapi maraknya ritel online dan e-Commerce dapat menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan ritel.

“Hal ini dikarenakan program Harbolnas yang jatuh di bulan Desember tentunya menawarkan berbagai program promo menarik dan kemudahan berbelanja secara online,” ujarnya.

David menambahkan, meskipun kontribusi penjualan online terhadap total penjualan ritel belum mencapai angka yang signifikan, berkisar di angka 1-2 persen, tetapi penjualan online telah tumbuh sangat pesat. Oleh karena itu, untuk bersaing dengan e-Commerce, sebagian penjual ritel offline harus memasuki pasar online juga.

Sejalan dengan hasil temuan DBS Group Research, survei Bank Indonesia (BI) yang dirilis pada 9 Oktober 2019, memproyeksikan penjualan ritel pada kuartal III 2019 melambat dibanding kuartal sebelumnya. Perlambatan penjualan terjadi pada hampir seluruh komoditas barang yang disurvei, terutama kelompok sandang.

Hasil survei mengindikasikan penjualan ritel pada kuartal III 2019 tumbuh 1,8 persen (year on year), lebih rendah dibandingkan 4,2 persen pada kuartal II 2019 dan kuartal III tahun lalu sebesar 4,6 persen.

Perlambatan penjualan tersebut terjadi pada hampir seluruh komoditas barang yang disurvei, terutama kelompok sandang yang hanya tumbuh satu persen. Pada kuartal II, kelompok sandang mencatatkan pertumbuhan sebesar 27,5 persen seiring meningkatnya permintaan selama momentum Ramadan dan Idul Fitri.

Pertumbuhan ekonomi kuartal III ditopang oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga dan aktivitas pembangunan infrastruktur yang masih berlanjut. Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019 akan mencapai 5,1 persen.

Pencapaian tersebut masih akan ditopang oleh besarnya konsumsi dalam negeri. Khususnya ditopang oleh konsumsi dan juga membaiknya investasi bangunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro