Bisnis.com, JAKARTA - Perancang busana multi-jutawan, Stella McCartney dilaporkan telah merumahkan ratusan staf di tengah pandemi coronavirus.
Stella, 48, yang merupakan anak perempuan Sir Paul McCartney dan mengelola rumah mode eponymous-nya, diyakini telah merumahkan 'lebih dari setengah' dari 1.400 karyawannya, sementara yang lain terpaksa dikenakan potongan gaji.
Keputusan tersebut membuat anggota staf Stella kesal, dimana satu karyawan mengatakan mereka 'sangat terluka' oleh keputusan itu.
Pekerja mengkritik Stella, yang terkenal merancang salah satu gaun pengantin Meghan Markle, karena tidak memiliki 'kesetiaan'. Mereka berkata: ‘Apa yang telah dia lakukan adalah salah secara moral dan tidak dapat diterima secara sosial.
"Kita semua berharap lebih banyak dari Stella, tetapi dia tidak menunjukkan kesetiaan. Dia bangga akan kepercayaan sosialnya, tetapi kita baru saja dibuang," demikian ujar salah satu karyawan yang terkena PHK seperti dikutip metro.co.uk.
Langkah ini akan membuat Stella bergantung pada skema retensi pekerjaan pemerintah, yang telah diberlakukan selama pandemi karena bisnis terkena dampak dan akan membayar hingga 80% dari gaji karyawan.
Stella memiliki 51 toko pakaian di seluruh dunia, termasuk New York, LA, dan London, yang terpaksa ditutup karena kebijakan lockdown.
Sebelumnya, Victoria Beckham juga telah dipaksa untuk memecat 25 anggota staf dari labelnya sendiri
Menurut The Sun, Victoria memilih untuk tidak menerima gaji karena label desainernya membuat perubahan dramatis untuk selamat dari krisis.
Ibu empat anak itu telah berdiskusi dengan semua stafnya dan menawarkannpaket kebijakan selama masa sulit ini. '
"Kami sedang bekerja keras untuk memastikan tim VB kami yang bernilai tinggi dilindungi dengan menjaga bisnis kami tetap sehat. Setelah dengan hati-hati menilai semua opsi kami," ujarnya.
Sementara itu, sebuah sumber mengatakan Itu bukan keputusan yang dia ambil dengan enteng, tetapi untuk stabilitas jangka panjang perusahaan.