Bisnis.com, JAKARTA— Aktor Henky Solaiman memainkan beberapa peran di sejumlah film mulai pada 1970-an lewat film besutan Teguh Karya hingga sinetron Dunia Terbalik. Beriikut profilnya.
Aktor kelahiran Bandung, Jawa Barat 30 Agustus 1941 itu berdarah Tionghoa. Kecintaannya terhadap dunia seni peran berawal sejak sekolah dasar.
Dia mengaku kerap tampil di sekolah karena gemar bermain peran. Kendati mencintai dunia seni peran, anak kelima dari enam bersaudara itu justru bercita-cita menjalankan banyak pekerjaan sekaligus termasuk menjadi aktor.
Baca Juga Aktor Henky Solaiman Tutup Usia |
---|
“Kalau pagi, saya akan kerja jadi insinyur di sebuah kantor besar. Sore harinya saya ingin praktik dokter. Malam hari pada saat tertentu, saya ingin jadi petinju dan main film,” katanya dalam rekaman wawancara sebelumnya seperti dikutip dari Antara, Sabtu (16/5/2020).
Henky pun pada akhirnya mengenyam pendidikan khusus seni peran di Akademi Theater Nasional Indonesia, Yogyakarta yang kini telah bubar. Kesempatannya saat itu mempertemukannya dengan Teguh Karya, Wahab Abdi, hingga Pietradjaja Burnama.
Saat itu, dia menjajal karir melalui sebuah karya teater. Henky saat itu percaya diri mencoba karir di teater karena telah berkegiatan secara aktif di Teater Populer HI akibat ajakan sineas Teguh Karya.
"Secara profesional saya main teater pertama di Teater Populer berjudul 'Jangan Kirimi Aku Bunga'," kata Henky. Puas menjajaki dunia teater, Henky melangkahkan kakinya ke layar lebar melalui film berjudul Wadjah Seorang Laki-Laki besutan Teguh Karya pada 1971 dan Cinta Pertama pada 1973.
Debutnya di film tersebut mengantarkan Henky untuk bermain di lebih banyak film termasuk film berjudul Keluarga van Danoe pada 1994 yang melambungkan namanya.
Kendati usianya semakin senja, dia masih eksis di dunia perfilman melalui beberapa judul film seperti Ratapan Anak Tiri III pada 1990, Radit dan Jani pada 2008, Laskar Pelangi: Edensor pada 2013 dan Malam Minggu Miko The Movie pada 2014.
Tak hanya menjadi aktor, dia sempat menyutradarai sejumlah film sejak 1982 yang diawali oleh karya berjudul Neraca Kasih. Terdapat enam film lainnya yang dia sutradarai hingga tahun 1991.
Karirnya di layar lebar mulai merambah layar kaca salah satunya di sinetron Wulan pada 2006. Bahkan Henky masih bermain di sinetron berjudul Dunia Terbalik hingga akhirnya memutuskan untuk fokus pada pengobatan kanker usus yang dideritanya.
Dalam sebuah petikan wawancara dengan pelawak, Soleh Solihun, Henky mengaku sangat mencintai profesinya daan tak pernah merasa bosan.
"Keindahan teater dan film, enggak bisa [membuat saya] jenuh karena setiap kali ceritanya lain, perannya lain. Yang jenuh itu pekerja kantoran," kata Henky kepada Soleh Solihun pada 2017.
Henky meninggalkan seorang istri bernama Edmay Solaiman, seorang putra yang juga meneruskan bakat aktingnya; Verdi Solaiman dan seorang putri Sarah Solaiman.