Bisnis.com, JAKARTA -- Beberapa film memiliki lika-liku alur cerita dan kesimpulan yang tidak terduga sehingga mengundang penonton untuk menyaksikannya sekali lagi.
Sutradara terbaik adalah pemburu. Mangsa mereka? Anda dan seluruh penonton.
Mereka memikat penonton dengan gaya pengambilan gambar yang mewah dan memancing Anda dengan alur cerita yang mencekam. Dan kemudian, ketika Anda tidak menduganya, mereka membuat perangkap dengan third-act revelations, dan membuat Anda bertanya-tanya hingga akhir kredit.
Dari "Parasite" (2019) hingga "Get Out" (2016), berikut adalah 5 film yang pantas untuk disaksikan lebih dari satu kali, menurut Insider.
Mernjelang akhir pekan, siapkan daftar tontonan yang ingin Anda saksikan sambil bersantai di rumah. Jangan khawatir, tidak ada spoiler di artikel ini.
1. "Parasite" (2019) adalah film thriller menegangkan yang merangkap sebagai komentar terhadap kelas sosial.
Dalam drama garapan Bong Joon-ho yang memukau, Ki-woo muda (Choi Woo-shik) dan tiga anggota keluarganya termasuk Ki-taek (Song Kang-ho), Chung-sook (Jang Hye-jin), dan Ki-jung (Park So-dam) menipu sebuah keluarga kaya untuk mempekerjakan mereka semua dalam upaya untuk keluar dari kemiskinan.
Film yang memenangkan Academy Award untuk film terbaik pada tahun 2020 ini, memiliki perubahan nada yang mencolok di tengah jalan.
Pelintiran yang tidak terduga, ditambah dengan dialog dan sinematografi Bong yang disusun dengan halus, menggerakkan penonton untuk menyaksikannya sekali lagi agar sepenuhnya menyerap sindiran sosial yang mendebarkan.
2. "Us" (2019) adalah film horor tentang keluarga yang berhadapan dengan doppelgänger atau seseorang dengan fisik yang sangat mirip dengan mereka.
Di film ini, Adelaide (Lupita Nyong'o) dipenuhi dengan ketakutan yang tidak dapat dijelaskan sebelum pergi berlibur bersama suaminya, Gabe (Winston Duke), dan anak-anak mereka, Zora (Shahadi Wright Joseph) dan Jason (Evan Alex) ).
Tetapi kekhawatiran dengan cepat berubah menjadi ketakutan ketika sebuah keluarga yang terlihat identik dengan mereka tiba di depan pintu mereka dan menahan mereka.
Ini adalah film kedua dari Jordan Peele bertemakan thriller psikologis setelah 'Get Out' yang dirilis pada 2016.
Dengan menciptakan mitologi yang kaya di balik plot-twist film dan taruhan tinggi Peele terbayar dengan dampak filmnya terhadap dunia. Upaya keduanya ini layak untuk disaksikan lebih dari satu kali.
3. "Get Out" (2016) adalah film horor psikologis yang juga sarat dengan komentar sosial.
Fotografer Chris Washington (Daniel Kaluuya) cukup khawatir ketika pacarnya Rose Armitage (Allison Williams) memintanya untuk pergi bertemu orangtuanya (Bradley Whitford dan Catherine Keener), tetapi kecemasannya berubah menjadi kengerian ketika dia mengetahui rahasia yang mengganggu tentang keluarga pacarnya.
Para kritikus dan pemirsa sama-sama terpana oleh debut horor Jordan Peele, memuji bakatnya sebagai penulis dan sutradara.
Dari bayangan yang samar hingga tema kompleks tentang hubungan rasial di Amerika, "Get Out" layak ditonton berkali-kali dan membuka diskusi film.
4. Dalam "Memento" (2000) seorang pria berniat untuk membalas dendam tanpa bisa mengandalkan ingatannya.
Dalam film thriller bernuansa balas dendam yang disutradarai oleh Christopher Nolan, Leonard Shelby (Guy Pearce) mencari pria yang membunuh almarhum istrinya, tetapi cidera mencegahnya menciptakan ingatan baru.
Tidak dapat mempercayai orang lain, Leonard beralih menggunakan catatan, foto, dan tato untuk menemukan pembunuh istrinya.
Nolan suka bermain-main dengan narasi dan harapan penonton, tetapi tidak ada yang lebih jenius daripada "Memento," yang diceritakan secara terbalik.
Karena narasinya terpecah-pecah dan tidak teratur, "Memento" tetap menjadi film yang sering disaksikan kembali oleh para penggemarnya dan mengungkapkan petunjuk baru yang tersembunyi.
5. Dalam film thriller "Gone Girl" (2014) seorang pria diselidiki karena istrinya yang menghilang.
Dalam film thriller psikologis David Fincher, "Gone Girl," suami yang tampaknya sempurna, Nick Dunne (Ben Affleck), tidak tahu apa-apa ketika istrinya Amy (Rosamund Pike) menghilang dan para penyelidik menempatkannya sebagai tersangka utama dalam kepergian Amy.
Berdasarkan buku terlaris oleh Gillian Flynn, yang juga menulis untuk adaptasi film ini, "Gone Girl" dipuji karena cerita dan sinematografi yang dibuat dengan baik.
Karena film ini menggunakan narasi yang tidak dapat diandalkan dan banyak protagonis, ketika ditonton kedua kali sebagian pemirsa mengaku bahwa persepsi mereka tentang pemeran utama berubah drastis.