Bisnis.com, JAKARTA - Untuk mempercepat proses penemuan vaksin, maka sukarelawan akan menyetujui untuk diinfeksi vaksin virus corona (Covid-19) dengan sengaja. Namun, untuk melakukan hal tersebut harus disertai dengan pedoman etika.
Seorang peneliti Universitas Warwick Adair Richards telah mengembangkan seperangkat pedoman etika untuk memandu para peneliti pada pendekatan etis untuk sengaja menginfeksi sukarelawan yang telah diberi kandidat vaksin dengan Covid-19.
Dia berpendapat bahwa ini dapat secara signifikan mempercepat proses pengembangan vaksin dan berpotensi menyelamatkan banyak nyawa.Profesor dari Departemen Kimia Universitas Warwick Adair Richards kini memimpin pelatihan etika penelitian untuk para peneliti pascasarjana di bidang sains dan kedokteran.
"Saat ini ada beberapa kandidat vaksin yang sedang menjalani uji keamanan manusia, tetapi untuk mengetahui apakah mereka bekerja, kita perlu menemukan apa yang terjadi ketika orang yang divaksinasi terpapar Covid-19,” ungkapnya seperti dikutip dari Sciencedaily, Sabtu (30/5/2020).
Baca Juga : Ini Perkembangan Terbaru 6 Vaksin Virus Corona |
---|
"Bila sengaja menginfeksi sukarelawan dengan penyakit, maka sama bahayanya dengan Covid-19 yang sebelumnya dianggap tidak etis oleh komunitas peneliti. Namun saya percaya bahwa situasi global saat ini sangat berbeda dengan yang dihadapi sebelumnya, sehingga etis dalam hal ini.”
Dia mengatakan bahwa saat ini masyarakat harus mengizinkan individu untuk melakukan hal-hal yang menempatkan mereka pada risiko pribadi, seperti menjadi petugas pemadam kebakaran atau ahli kesehatan yang merawat pasien Covid-19.
Penelitian ini menganalisis setiap argumen umum terhadap jenis eksperimen yakni risiko bahaya bagi sukarelawan; risiko tidak ada vaksin yang dapat digunakan; validitas persetujuan sukarela yang diinformasikan; risiko reputasi untuk penelitian dan ini bisa adanya penelitian yang semakin tidak etis.
"Jumlah orang yang sangat banyak secara global. Maka akan ada penghematan waktu beberapa minggu atau bulan dalam pengembangan vaksin yang diharapkan dapat menyelamatkan nyawa manusia,” ungkap Richard.
Dia berpendapat bahwa agar sukarelawan memilih dan mengambil risiko kesehatan pribadi untuk membantu menciptakan manfaat yang lebih besar bagi kemanusiaan.