Suasana di Bandara Internasional Dublin, ibu kota Republik Irlandia, di tengah pandemi Covid-19./Bloomberg
Health

Pakar Penyakit Menular AS: Pandemi Covid-19 Belum Usai

Renat Sofie Andriani
Rabu, 10 Juni 2020 - 17:56
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pakar penyakit menular Amerika Serikat menyebut pandemi virus corona (Covid-19) adalah mimpi terburuknya. Ia memperingatkan bahwa gempuran virus corona masih jauh dari kata usai.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) AS Anthony Fauci mengatakan pandemi Covid-19 telah menghancurkan negara-negara di seluruh dunia hanya dalam hitungan bulan.

Masyarakat, bisnis, dan ekonomi negara-negara di dunia tertekan oleh pembatasan mobilitas dan sosial demi menahan persebaran penyakit virus mematikan ini. Fasilitas-fasilitas kesehatan pun dibanjiri dengan pasien yang sakit parah.

“Dengan sejumlah negara dan negara bagian kini mulai keluar dari lockdown, masih ada risiko virus tersebut juga akan kembali,” tutur Fauci secara virtual kepada kelompok industri Biotechnology Innovation Organization pada Selasa (9/6/2020).

“Infeksi itu tidak akan hancur sendiri hanya dengan langkah-langkah kesehatan masyarakat. Kita akan membutuhkan vaksin untuk seluruh dunia, miliaran dosis,” tambahnya, dilansir dari Bloomberg.

Mengepalai institut tersebut sejak 1984, Fauci telah muncul di muka publik sebagai salah sosok terkemuka dalam perjuangan yang dipimpin pemerintahan Presiden Donald Trump untuk melawan Covid-19.

Terkadang, pernyataannya bertentangan dengan topik yang dibahas Trump seperti kapan dan apakah pembatasan sosial harus dilonggarkan.

Amerika Serikat mencatat lebih banyak kasus Covid-19 dibandingkan dengan negara-negara lain. Hingga Rabu (10/6/2020), jumlah kasus di AS telah menembus 2 juta, dengan lebih dari 114.000 di antaranya meninggal dunia.

Angka-angka terbaru yang dilaporkan oleh AS semakin mengukuhkan posisi negeri berekonomi terbesar di dunia ini sebagai negara dengan jumlah kasus dan korban jiwa terbanyak di dunia akibat Covid-19.

Sementara itu, sejumlah negara bagian di AS seperti New Jersey mencabut perintah tinggal di rumah (stay at home) untuk warganya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 100 vaksin tengah dalam pengembangan. Meski beberapa telah diprediksi dapat diperoleh tahun ini, vaksin-vaksin itu harus terlebih dahulu menunjukkan keamanan dan keefektifan dalam uji coba terhadap manusia.

Sejak awal masa pandemi, Fauci telah mengatakan bahwa akan dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan untuk memperoleh vaksin. Ini saja sudah lebih cepat dari jadwal, karena sebagian besar vaksin membutuhkan waktu lima tahun atau lebih untuk digunakan secara luas.

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro