Bisnis.com, JAKARTA - Empat negara Uni Eropa membuat kesepakatan dengan raksasa farmasi AstraZeneca untuk menyediakan sekitar 300 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) yang saat ini sedang diuji oleh Universitas Oxford.
Kementerian Kesehatan Jerman menyampaikan bahwa tindakan cepat dan terkoordinasi dari sekelompok negara anggota Uni Eropa bisa menciptakan nilai tambah bagi semua orang dalam krisis pandemi virus corona.
Seperti yang dikutip dari Euronews pada Minggu (14/6/2020), perjanjian yang ditandatangani oleh perusahaan Inggris-Swedia dan Aliansi Vaksin Inklusif Eropa juga akan membuat vaksin tersedia untuk negara UE mana pun yang ingin mengambil bagian dalam inisiatif ini.
"Perjanjian ini akan memastikan bahwa ratusan juta orang di Eropa memiliki akses ke vaksin Universitas Oxford setelah mendapatkan persetujuan," kata CEO AstraZeneca, Pascal Soriot, Minggu (14/6/2020).
Dia mengungkapkan dengan rantai pasokan di Eropa yang tertata maka, vaksin bisa segera mulai berproduksi. Maka pendistribusian vaksin bisa tersedia dengan luas, cepat dan merata.
AstraZeneca baru-baru ini membuat perjanjian serupa dengan Inggris, AS, Koalisi yang bermarkas di Norwegia untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), dan aliansi vaksin internasional Gavi. Kesepakatan juga telah dicapai dengan Serum Institute of India untuk 1 miliar dosis.
Pengujian vaksin Covid-19 dimulai di Inggris pada April 2020 dengan lebih dari 1.000 sukarelawan sehat berusia 18 hingga 55 tahun. Putaran lain dengan 10.000 sukarelawan dimulai pada bulan Mei.
Perusahaan lain, termasuk perusahaan bioteknologi AS Moderna dan perusahaan farmasi Prancis Sanofi, sedang mengejar pembuatan vaksin virus corona - yang merupakan satu-satunya cara yang mungkin untuk kembali dengan selamat ke "kehidupan normal" di dunia pasca-Covid-19.