Bisnis.com, MANADO – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunjuk Lilis Mariani sebagai Kepala Pusat Teknologi Riset (Pustekroket) pada 15 Juni 2020. Pustekroket diharapkan dapat meluncurkan roket bertingkat dalam 5 tahun ke depan.
Lilis meraih gelar sarjana di bidang Aeronautical and Astronautical Engineering dari Missouri University of Science and Technology. Lilis juga merupakan alumnus S2 di Aeronautical and Astronautical/Space Engineering dari Nagoya University.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin melakukan pelantikan Lilis secara virtual. Lilis Mariani sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Diseminasi Pustekroket.
Dalam sambutannya, Thomas mengungkap bahwa seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga bisa dilantik Peneliti Ahli Utama dan Kepala Pusat.
Dia juga berterima kasih kepada Kepala Pusat sebelumnya sampai dengan manjadi Peneliti Ahli Utama karena program-programnya yang menjadi prioritas nasional dan pencapaian visi LAPAN.
Thomas berharap Kepala Pustekroket selanjutnya akan mengisi program pencapaian visi LAPAN menjadi penggerak sektor pembangunan berbasis Iptek penerbangan dan antariksa untuk mewujudkan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden.
“Visi tersebut adalah cita-cita LAPAN yang sebelumnya menetapkan menjadi pusat unggulan yang tercapai dengan indikator 7 (tujuh) pusat teknis di LAPAN ditetapkan sebagai pusat unggulan, termasuk Pustekroket,” katanya seperti dikutip dari laman LAPAN, Senin (15/6/2020).
Pustekroket sebagai pusat unggulan diharapkan dalam 5 tahun ke depan bisa meluncurkan roket bertingkat berbasis roket RX 450 sampai dengan orbit rendah.
Thomas menambahkan dia juga berharap Kepala Pustekroket bisa menggerakkan potensi-potensi yang ada untuk bisa mencapai tujuan tersebut, ditambah dengan kemitraan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pustekroket LAPAN dengan pengalaman yang demikian lama merupakan institusi satu-satunya yang menguasai teknologi roket di Indonesia sehingga kedepannya harus terus dikembangkan, kerja sama harus terus disolidasi baik internal maupun eksternal. Selanjutnya LAPAN juga menyiapkan bandar antariksa di ekuator untuk nantinya bisa membangun kekuatan bagi Indonesia untuk maju di bidang keantariksaan.
Pada November tahun lalu, Thomas mengungkapkan bahwa pembangunan bandar antariksa telah diamanatkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan dan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-2040.
Pada 2018, LAPAN menetapkan Biak sebagai bandar antariksa. Selain dekat dengan ekuator yakni 1 derajat lintang selatan. Biak juga dekat dengan Samudra Pasifik untuk peluncuran roket secara bertahap. Sebelum Biak, kecamatan Enggano di Bengkulu dan Morotai di Maluku Utara sempat menjadi bidikan untuk pembangunan bandar antariksa.