Bisnis.com, JAKARTA – Singapura memperluas rapid dan swab test gratis untuk meningkatkan kemampuannya mengendalikan penyebaran virus corona seiring dengan perekonomian yang secara bertahap dibuka kembali.
Dilansir dari Straits Times Singapore, Rabu (24/6/2020), sebanyak 196 poliklinik telah dilengkapi fasilitas test corona dan empat pusat screening regional telah mulai beroperasi, untuk mengejar target 13.000 tes dalam sehari dan 40.000 tes dalam beberapa bulan mendatang. Pusat screening kelima akan dibuka dalam beberapa waktu ke depan.
Pada tahap awal, Singapura telah melakukan tes masal di asrama pekerja migran dan beberapa politeknik untuk pengajar maupun staf pra-sekolah.
Kementerian Pendidikan Singapura (MOE) mengatakan bahwa ini adalah bagian dari upaya untuk membendung penyebaran virus corona di sekolah-sekolah dan masyarakat.
MOE mengatakan bahwa staf sekolah dan siswa berusia 13 tahun ke atas yang didiagnosis reaktif akan dirujuk ke klinik atau poliklinik yang ditunjuk untuk melakukan tes swab corona.
Untuk siswa yang usianya lebih muda, dokter akan menilai apakah tes diperlukan karena mereka mungkin memiliki pertimbangan klinis yang berbeda. Guru honorer yang bekerja di sekolah nantinya juga perlu memiliki surat identifikasi dari sekolah dan bentuk identifikasi dengan nomor NRIC atau FIN mereka.
Mereka yang berusia 13 hingga 16 tahun harus didampingi oleh orang tua atau wali saat melakukan tes agar dapat diberi pengarahan tentang tindakan pencegahan yang harus diambil sambil menunggu hasilnya.
Kementerian Pendidikan Singapura mengatakan alasan tes massal yang dimulai dari level pra-sekolah karena tingkat interaksi antara pengajar dan siswa terbilang intens. Mereka menghitung pula kerentanan dan risiko penyebaran.
"Karena staf pra-sekolah memiliki interaksi fisik yang jauh lebih dekat dengan siswa mereka, dibandingkan dengan staf sekolah lain, semua staf pra-sekolah diuji dalam sekali sapuan sebelum pra-sekolah melanjutkan layanan penuh," tulis MOE dalam pernyataannya.
Dr Dale Lim, dokter keluarga di The Tenteram Clinic - salah satu dari 196 klinik yang terdaftar - mengatakan bahwa tes ini relatif tidak menimbulkan rasa sakit, meskipun mungkin ada sedikit ketidaknyamanan selama prosedur.
"Ini adalah tes sederhana dan mudah untuk mendeteksi dan mengobati virus sejak dini, tidak ada yang perlu ditakutkan," katanya.
Dr Raymond Ong, dokter umum di Intemedical 24 Hour Clinic di Ang Mo Kio, klinik lain yang ditunjuk, mendesak orang tua dari anak-anak memenuhi kriteria pengujian untuk diuji.
Dia mengatakan sangat penting bahwa setiap kasus diambil untuk mencegah penyebaran klister baru.
Sejauh ini, selain pekerja migran dan staf pra-sekolah, Singapura juga telah melakukan tes masal di panti jompo, petugas kesehatan, orang yang didiagnosis dengan infeksi saluran pernapasan akut ketika mereka mengunjungi dokter, serta staf dari lembaga pendidikan dan siswa yang berusia 13 tahun ke atas.