Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi virus corona (Covid-19) telah mengubah cara komunikasi dan menikmati makanan di restoran.
Kondisi ini mendorong lahirnya ragam kreativitas yang mulai dikerjakan pelaku usaha kuliner. Tujuannya untuk bisa tetap bertahan hidup.
Salah satu momen yang dirindukan selama karantina dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat Covid-19 adalah berkuliner dan makan di restoran bersama keluarga, kekasih, sahabat, dan orang terkasih.
Saat ini, restoran yang kembali beroperasi harus menerapkan protokol kesehatan yakni pengecekan suhu dan pembatasan jarak atau social distancing.
Pedoman ‘jaga jarak’ tentu akan mengurangi suasana keakraban yang biasanya tercipta saat Anda pergi ke restoran. Kondisi ini mengisyaratkan, hilangnya suasana kemungkinan masih akan bertahan lama seiring dengan perubahan gaya hidup normal baru.
Menurut Chef Ragil Imam Wibowo pemilik restoran NUSA Gastronomy, pandemi ini membeli efek dengan banyaknya penutupan kedai sampai pengurangan karyawan akibat tergerusnya pendapatan.
Dia mengakui pada masa normal baru bisnis restoran dan kafe meski bisa tetap beroperasi secara daring, tetap tidak bisa menyamakan dengan pendapatan saat non daring yang jauh lebih berkelimpahan.
Dia menyoroti, normal baru juga akan sangat mengubah bukan hanya jenis masakan dan gaya konsumsi, tetapi juga desain interior di restoran. Anjuran jaga jarak mau tak mau akan mendorong pengelola restoran memutar otak guna mengoptimalkan okupansi tanpa harus menggerus profit terlampau besar.
“Jelas nanti desain interior restoran akan berubah, tata letak meja dan kursi harus berjarak. Disini pengelola restoran harus kreatif memanfaatkan ruang yang tersedia, serta membuat kreasi-kreasi baru dalam bisnisnya,” ujar Ragil saat dihubungi Bisnis beberapa waktu yang lalu.
Sebagaimana tren kebutuhan furniture yang berubah di kantoran dalam masa normal baru, perubahan serupa juga akan terjadi pada bisnis kuliner. Misalnya saja dia memprediksi model meja dan kursi untuk restoran juga akan punya modifikasi baru.