Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (AD) atau Secapa AD yang berlokasi di Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung./Istimewa
Health

Penyebab Masifnya Penularan Covid-19 di Secapa AD Menurut Epidemiolog

Desyinta Nuraini
Jumat, 10 Juli 2020 - 10:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Melonjaknya kasus penularan virus corona di pusat pendidikan Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (AD) atau Secapa AD dinilai karena kurangnya diterapkan protokol kesehatan. 

Menurut ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatakan Covid-19 mudah menular jika banyak orang tinggal di satu tempat tanpa menerapkan protokol kesehatan. 

"Tidak ada yang pakai masker atau tepatnya 3M (masker, menjaga jarak, mencuci tangan)," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (10/7/2020).

Soal adakah kemungkinan penularan Covid-19 melalui udara seperti yang dikatakan para ahli di luar negeri, Pandu menilai kecil kemungkinannya karena penelitian yang ditemukan hanya di ruang tertutup di Rumah Sakit. 

Pakar epidemiologi dari FKM UI, Tri Yunis Miko Wahyono mengamini bahwa pengaruh besar penularan di Secapa karena perilaku bersih dan sehat yang kurang diterapkan. "Perilaku makan, latihan, jadi ada kemungkinn mereka nggak pakai masker, jarak yang nggak bisa dihindari," sebutnya.

Tri menyebut penularan bisa melalui alat makan yang digunakan bersama. Juga ketika imunitas para calon perwira tengah turun. 

"Mereka capek waktu latihan. Imunitasnya jadi rendah. Imunitas tidak bisa dilihat fisik. Pada saat latihan capek, imunitas turun, kurang makan bisa sakit, bisa terinfeksi," tuturnya.

Seperti diketahui, sebanyak 1.262 orang di pusat pendidikan Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (AD) atau Secapa AD yang berlokasi di Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung terinfeksi virus corona.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menuturkan penambahan kasus signifikan dari klaster Secapa AD merupakan hasil penyelidikan epidemiologi sejak 29 Juni lalu.

“Yang kita dapatkan keseluruhan kasus positif dari klaster ini sebanyak 1.262 orang. Ini terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih yang ada di sana,” kata Yuri saat memberi keterangan pers di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Kamis (9/7/2020).

Yuri membeberkan dari keseluruhan kasus yang berhasil dihimpun hanya terdapat 17 orang yang mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi.

“Karena ada keluhan meski dalam derajat keluhan ringan, di antaranya dari 17 orang ini ada yang demam, batuk dan agak sesak,” tuturnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro