Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona yang terjadi di seluruh dunia turut menyebabkan kekhawatiran di Korea Selatan yang ekonominya kini terjerumus ke arah resesi setelah kontraksi yang tercatat pada kuartal II/2020 sebesar 3,3 persen.
Keterpurukan ini juga terjadi di industri hiburan Korea Selatan yang didominasi oleh film dan musik.
Namun, industri yang sedang mengalihkan pandangan dunia ini justru dianggap berhasil beradaptasi di tengah tekanan dan menjadi pelipur lara bagi para penggemar.
Pendapatan terbesar industri musik Korea Selatan datang dari penjualan tiket konser dan merchandise konser tur yang menjadi incaran para penggemar.
Sayangnya, pandemi virus corona di negeri ginseng itu menyebabkan penerapan larangan berkerumun di ruang tertutup sehingga semua jadwal konser, fan-meeting, fan-signing, dan showcase harus ditunda untuk sementara waktu.
Sepanjang tahun ini saja ada puluhan konser K-Pop yang terpaksa batal, di antaranya konser tur dunia grup BTS, Map Of The Soul World Tour 2020, yang seharusnya dimulai pada April lalu di Seoul.
Grup beranggotakan tujuh orang ini dijadwalkan untuk tampil di Jepang dan Eropa sepanjang musim panas dan selesai pada bulan September, seperti dikutip melalui Grammy.
"Saat ini sangat tidak mungkin untuk memperkirakan kapan konser atau tur akan dapat dimulai lagi seperti normal," ujar Big Hit Entertainment, dalam pernyataan resmi seperti dikutip melalui Grammy, Kamis (23/7).
Pada saat yang sama, beberapa grup K-pop lainnya telah membatalkan konser Asia mereka, termasuk JYP Entertainment's Twice, Red Velvet SM Entertainment, dan NCT Dream.
Ketika sebagian besar kegiatan pertunjukan dialihkan ke media daring, SM Entertainment menerapkan strategi yang sama dengan menyelenggarakan konser virtual yang dapat disaksikan melalui aplikasi V Live.
Penggemar dari seluruh dunia menonton konser langsung oleh SuperM pada 26 April, dengan lebih dari 75.000 pemirsa berbayar, ini merupakan konser K-Pop virtual pertama dalam serangkaian acara yang akan ditayangkan langsung, bertajuk Beyond Live.
Dilansir melalui Forbes, konser virtual grup SuperM ini berhasil mencetak pendapatan sebesar US$2 juta dari harga tiket pada kisaran US$30, ada pula merchandise yang dijual dengan harga lebih mahal.
Meskipun cara ini tidak dapat menutup pendapatan yang biasa mereka cetak dari konser biasa dan penjualan merchandise, konser virtual ini tetap ditunggu oleh para penggemar mungkin akan menjadi pelopor untuk konser lainnya setelah grup asuhan SM Entertainment lainnya seperti TVXQ, Super Junior, dan NCT mengisi acara di Beyond Live.
Di sisi lain, industri perfilman Korea Selatan yang sempat digemparkan oleh kemenangan "Parasite" dengan empat penghargaan Oscar, turut terdampak oleh pandemi Covid-19.
Produksi untuk sejumlah judul serial dan film harus tertunda, termasuk serial Netflix, "Kingdom 3", yang sangat ditunggu oleh banyak penggemarnya.
Namun, seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan jarak sosial dari Pemerintah Korea Selatan, aktivitas di tempat rekreasi dan hiburan sudah kembali dimulai dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Sementara box office global masih lumpuh untuk saat ini, muncul satu film yang membawa harapan ke bioskop Korea Selatan akhir pekan lalu yakni "Peninsula" garapan Yeon Sang-ho.
"Peninsula" ada sekuel dari dari film favorit yang dirilis pada 2016, "Train to Busan," kisah thriller pasca-apokaliptik (tulisan mengenai penyataan Ilahi yang berasal dari masyarakat Yahudi kurang lebih antara 250 SM dan 100 M) menghasilkan yang US$13 juta di box office Korea Selatan, menurut angka Deadline.
"Di Taiwan, penjualan tiket untuk pemutaran film "Peninsula" setidaknya mencapai US$5 juta disusul oleh Malaysia, Singapura, dan Vietnam," tulis Indie Wire.
"Peninsula" juga mendorong IMAX unggul pada akhir pekan ini, dengan total penjualan tiket global sebesar US$1 juta untuk pertama kalinya sejak pertengahan Maret, yang merupakan kali terakhir banyak penonton pergi ke bioskop.