Bisnis.com, JAKARTA - Pilek pada alat kelamin yang dikenal sebagai Gonore (GO) pada istilah medis memiliki risiko berbahaya seperti kemandulan hingga infeksi janin.
Spesialis kulit dan kelamin, dr. Anthony Handoko, mengatakan GO disebabkan oleh infeksi bakteri infeksi Neisseria Gonorrhoeae dan dapat menular dari orang ke orang.
Bakteri ini ditularkan ketika melakukan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi atau melakukan kontak dengan cairan tubuh mereka, baik secara vaginal maupun anal. Bahkan, dapat menular dari ibu kepada anak selama proses persalinan.
GO yang tidak terdiagnosis dan tidak mendapat pengobatan secara benar kata Anthony dapat menyebabkan komplikasi dari ringan hingga berat. Berdasarkan lokasi anatomis, komplikasi GO dapat terjadi pada genital dan sekitarnya (seperti saluran kemih, panggul dan kandungan) dan ekstra genital (faring/saluran menelan, selaput lendir mata/konjungtiva, sendi).
"Infeksi GO berat dan lanjut pada wanita bahkan dapat menyebabkan penularan infeksi GO ke bayi saat proses melahirkan dan infertilitas (kemandulan),” ujarnya dalam diskusi online, Rabu (5/8/2020).
Sayangnya sebagian besar wanita hamil tidak menunjukkan gejala ketika dia mengalami penyakit ini sehingga memang agak sulit terdeteksi. Kalau pun ada, lanjut Anthony, gejalanya bisa mirip seperti keluhan yang biasa terjadi dalam kehamilan, seperti keputihan, perdarahan, atau muncul bercak darah pada vagina.
Dia menerangkan, infeksi gonokokus pada wanita hamil yang tidak segera diobati banyak dikaitkan dengan keguguran, kelahiran prematur dan berat lahir rendah, ketuban pecah dini, korioamnionitis, atau komplikasi kehamilan lainnya, sehingga bisa menginfeksi janin.
Wanita hamil yang mengidap penyakit ini bahkan bisa langsung menginfeksi bayi mereka, khususnya ketika proses persalinan, hal tersebut terjadi karena bayi bersentuhan langsung dengan sekresi genital dari ibunya.
Infertilitas atau kemandulan juga menjadi masalah lain akibat infeksi GO. Bakteri Neisseria gonorrhoeae menjadi salah satu bakteri patogen yang memengaruhi morbiditas saluran reproduksi, termasuk infertilitas faktor tuba dan penyakit radang panggul atau Pelvic Inflammatory Disease (PID).
PID dapat menyebabkan jaringan parut pada tuba falopi menghalangi jalur sel telur yang dikeluarkan dari ovarium, sehingga mencegah kehamilan alami dan menyebabkan infertilitas.
Sedangkan pada pria, GO dapat menyebabkan tabung kecil melingkar di bagian belakang testis di mana saluran sperma berada (epididimis) menjadi meradang (epididimitis) sehingga menjadi infertil.
Meskipun agak jarang terjadi, GO yang tidak diobati juga dapat menyebar ke darah atau sendi Anda dan bisa mengancam jiwa. GO yang tidak diobati, pada beberapa kasus, meningkatkan peluang untuk mendapatkan atau menularkan HIV/AIDS.
Oleh karena itu, Anthony menyarankan agar masyarakat khususnya yang memiliki lasangan dengan penyakit ini sebisa mungkin melakukan pencegahan. Pencegahan utama yang bisa dilakukan masyarakat adalah melakukan hubungan intim yang aman, yaitu dengan menggunakan kondom, tidak bergonta-ganti pasangan, membatasi kontak seksual dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
Adapun faktor risiko yang dapat terinfeksi yakni mereka yang ada di usia produktif 15-49 tahun. "Memiliki perilaku seksual aktif yang tidak aman, mengobati diri sendiri dengan membeli obat yang tanpa anjuran dokter, sehingga mengalami masa inkubasi yang pendek," tukas Anthony.