Rambut rontok/huffingtonpost
Health

DIkaitkan dengan Efek Samping Covid-19, Ini 6 Penyebab Rambut Rontok

Desyinta Nuraini
Jumat, 7 Agustus 2020 - 10:44
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah laporan baru-baru ini mengaitkan rambut rontok dengan kemungkinan efek samping dari virus corona. Para ahli mengatakan ada lonjakan telogen effluvium (TE) atau kerontokan rambut di antara mantan pasien Covid-19. 

Dilansir dari Metro UK, sebanyak 64 persen pasien mengatakan mereka mengalami TE selama atau setelah terkena virus corona, dengan berbagai tingkat kerontokan rambut. Namun terlepas dari apakah Anda menderita coronavirus atau tidak, rata-rata orang kehilangan sekitar 100 helai rambut setiap hari, sebagai bagian dari proses pembaruan alami pada kulit kepala dan folikel.

Sementara itu, sebanyak 50 persen pria dan 25 persen wanita akan mengalami kerontokan rambut pada saat berusia 50 tahun. Memang kerontokan rambut dapat terjadi terlalu dini, stres menjadi salah satu penyebabnya. Namun ada sejumlah faktor lain yang membuat rambut rontok.

Faktor pertama yakni kekurangan nutrisi dalam beberapa kasus diet. Kekurangan zat besi (bentuk paling umum dari kekurangan nutrisi) dapat menyebabkan rambut rontok, seperti kekurangan protein atau vitamin D, di antara sejumlah zat lainnya. 

Jika Anda menduga bahwa rambut rontok Anda mungkin terkait dengan defisiensi, hal terbaik yang harus dilakukan adalah berbicara dengan dokter atau pergi ke klinik rambut rontok. Mereka akan melakukan tes darah dan memperbaiki kekurangannya agar rambut kembali ke ketebalan semula, serta melihat apakah ada komplikasi lain akibat kerontokan ini. 

Faktor kedua yakni infeksi. Sejumlah infeksi seperti kurap, folikulitis, dan dermatitis seboroik dapat membuat rambut terlihat lebih tipis atau menyebabkan pola kerontokan rambut. Jika ini masalahnya, masalah rambut akan hilang saat infeksinya ditangani. 

Faktor ketiga yakni traksi alopecia. Nicola Smart Consultant Trichologist dari Smart Hair Clinic menyebut traksi alopecia sebagai 'rambut rontok akibat praktik tata rambut yang ekstrim.' Mengepang atau mengikat rambut dengan ketat atau menggunakan bahan kimia keras pada kulit kepala dapat merusak folikel dan menyebabkan rambut rontok. Anda biasanya dapat membedakan antara jenis rambut rontok ini, karena rambut Anda tidak akan menipis secara keseluruhan atau di titik acak, melainkan di area di mana kulit kepala ditarik atau rusak. 

Anda juga mungkin menemukan bintik-bintik kecil atau lepuh yang muncul sebelum rambut rontok. Pencegahan dan pengobatan utama dari jenis rambut rontok ini adalah dengan mengganti gaya rambut secara teratur. Jadi, jika biasanya mengenakan sanggul ketat atau jenis kepang tertentu, gantilah atau kendurkan gayanya. Jika Anda juga mengalami bintik-bintik atau lepuh, bicarakan dengan dokter karena mereka mungkin ingin meresepkan sampo atau krim.

Faktor keempat yakni kondisi autoimun. Alopecia areata adalah kondisi autoimun paling terkenal yang mempengaruhi rambut rontok, mempengaruhi sekitar 2 persen orang di beberapa titik. Ini bisa terjadi secara perlahan atau tiba-tiba rontok, dan dapat memengaruhi rambut di kepala atau alis, bulu mata, atau rambut lainnya. Kondisi lain seperti lupus, penyakit Hashimoto, arthiritis reumatoid, atau penyakit Crohn juga dapat memengaruhi folikel rambut. 

Selain dalam kasus alopecia areata, rambut rontok kemungkinan merupakan salah satu dari beberapa gejala kodisi autoimun. Jika Anda khawatir tentang rambut rontok, bicarakan dengan dokter yang akan dapat menyelidiki penyebabnya lebih lanjut. 

Faktor kelima yakni konsumsi obat-obatan tertentu, termasuk untuk kondisi autoimun di atas dapat menyebabkan kerontokan rambut. Biasanya pertumbuhan rambut Anda akan kembali normal setelah menghentikan penggunaan obat-obatan atau tubuh Anda terbiasa dengannya.

Faktor keenam pola kebotakan terkait usia. Seiring bertambahnya usia, beberapa orang mungkin benar-benar botak sedangkan yang lain akan melihat rambutnya tipis, seringkali dari depan ke belakang. Ini biasanya sesuatu yang disebut androgenic alopecia, yang merupakan jenis kerontokan rambut turun-temurun yang terjadi secara bertahap, meskipun mungkin terjadi pada beberapa orang lebih awal daripada yang lain tergantung pada genetika. Sayangnya jenis kerontokan rambut ini tidak dapat dicegah.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro