Bisnis.com, JAKARTA - Peremajaan kulit tetap penting di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Namun memang pada situasi ini, untuk melakukan perawatan di klinik kecantikan secara rutin menjadi kekhawatiran.
Namun bukan berarti di rumah saja, perawatan kulit menjadi terabaikan. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari Klinik Bamed, Rizky Lendl Prayogo, mengatakan kulit yang sehat salah satunya dilihat dari kelembapan kulit.
Terdapat berbagai macam klasifikasi kulit, salah satu di antaranya adalah menurut Baumann yang membagi sifat-sifat kulit menjadi oily versus dry, resistant versus sensitive, pigmented versus nonpigmented, tight vs. wrinkle-prone skin.
Baca Juga Apa Saja Kelainan Kulit Saat Kehamilan? |
---|
Tipe kulit yang dianggap paling sehat yakni oily, resistant, nonpigmented, tight (ORNT). Oily yang dimaksud kata Rizky adalah kemampuan kulit untuk dapat memproduksi sebum dalam jumlah cukup sehingga mampu mencegah kehilangan cairan berlebih dan menjaga kelembapannya.
Resistant memiliki arti bahwa kulit tidak mudah mengalami peradangan berlebih yang ditandai dengan gejala berupa jerawat, kemerahan, rasa gatal/terbakar, dan biduran. Kulit yang resistant juga memiliki sawar yang baik sehingga berfungsi sebagai proteksi terhadap zat-zat yang bersifat alergenik dan iritan.
Nonpigmented mencakup bahwa kulit yang sehat bebas dari pigmentasi abnormal, misalnya warna kulit yang tidak rata, melasma, freckles, atau flek lainnya. Sementara tight berarti bahwa kulit yang sehat bersifat kencang, elastis, dan bebas kerut selayaknya kulit usia muda.
“Mengingat tanda kulit yang sehat adalah kulit yang kencang, tidak kendur, dan bebas kerut, maka perlu dilakukan berbagai intervensi untuk meremajakan kulit," ujarnya dalam webinar, Rabu (27/8/2020).
Nah, peremajaan kulit di masa pandemi menurut Rizky dapat dilakukan dengan cara yang mudah. Di antaranya adalah dengan menjaga gaya hidup sehat, konsumsi makanan bergizi, berolahraga teratur, memakai tabir surya, serta menghindari konsumsi rokok dan alkohol.
"Cara mudah lainnya adalah dengan pemakaian krim yang dianggap dapat menjaga keremajaan kulit antara lain mengandung retinoid, asam alfa hidroksi, dan vitamin C," tambahnya.
Bila diperlukan, lanjut Rizky, dapat dilakukan beberapa prosedur medis seperti chemical peeling, terapi laser, microneedling dengan/tanpa platelet-rich plasma (PRP), serta injeksi toksin botulinum dan filler.
Dia menjelaskan semua prosedur tersebut sebenarnya tetap dapat dilakukan di masa pandemi asalkan dokter dan pasien memakai alat pelindung diri yang sesuai dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. "Sirkulasi udara yang baik dan disinfeksi ruangan tindakan juga penting untuk diperhatikan," tegas Rizky.