Bisnis.com, JAKARTA - Angka perceraian mengalami peningkatan selama pandemi virus corona. Beban hidup keluarga yang mengarah ke faktor psikologis diduga menjadi pemicunya.
Memang pandemi virus corona berpengaruh buruk bagi kesehatan mental. Berkurang bahkan hilangnya pendapatan, urusan domestik dan sekolah anak, juga terbatasnya ruang gerak kerap kali menjadi perdebatan antar suami istri hingga akhirnya memicu pertengkaran. Jika tidak bisa diatasi dengan baik, ketahanan keluarga menjadi runtuh.
Berikut cara mempertahankan pernikahan di tengah pandemi Covid-19, dilansir dari Times of India:
1. Izinkan pasangan Anda untuk berekspresi
Ini adalah saat ketika setiap individu merasakan banyak hal sekaligus dan berada di bawah satu atap, itu harus menjadi prioritas Anda sebagai mitra untuk menjadi pendengar yang baik bagi pasangan. Ya, komunikasi menyembuhkan situasi.
Pasangan Anda mungkin khawatir tentang pekerjaan mereka, keuangan atau berita sehari-hari yang terus ditayangkan di media sosial dan saluran berita. Jadilah orang yang membuat mereka merasa nyaman dengan ekspresi emosinya.
2. Jaga kecemasan dan amarah Anda
Pembatasan sosial dapat menyebabkan banyak situasi aneh yang akan membuat Anda merasa cemas atau marah. Tetapi melampiaskan amarah dan frustrasi Anda, membuat pasangan turut frustrasi. Satu hal yang mutlak harus Anda lakukan adalah menghindari mengkritik pasangan Anda dalam hal uang atau pekerjaan.
Cobalah untuk mengatur energi negatif Anda menjadi sesuatu yang lain. Olahraga, menonton pertunjukan yang menyenangkan, bermain dengan anjing Anda atau cukup tuliskan semuanya.
3. Buatlah jadwal
Bagi sebagian orang, waktu menyendiri dapat memainkan peran penting dalam kesehatan mental mereka dan itu mungkin sesuatu yang tidak akan dipahami pasangan Anda. Inilah mengapa Anda perlu memastikan bahwa Anda atau pasangan mendapatkan waktu istirahat satu sama lain.
Buatlah jadwal di mana Anda memiliki "waktu sendiri" pada jam berapa pun sepanjang hari. Kali ini akan membantu Anda berdua menjaga pikiran Anda tetap waras alih-alih jatuh ke satu sama lain dengan masalah.
4. Memilih hobi yang berbeda
Tidak masalah jika Anda berdua berada di bawah satu atap. Anda dan pasangan masih bisa memiliki hobi tersendiri. Jika belum, sekaranglah waktunya untuk mengeksplorasi beberapa passion yang mungkin selalu ingin Anda coba.
5. Saat Anda berdebat, berikan waktu tunggu
Konflik dan argumen tidak bisa dihindari. Meskipun Anda telah berusaha sebaik mungkin, akan ada saatnya Anda dan pasangan akan berselisih dan bertengkar tentang sesuatu. Anda tidak bisa mengendalikannya. Namun, yang bisa Anda kendalikan adalah seberapa panas argumen ini. Jika Anda mulai menyadari bahwa perselisihan semakin tidak terkendali, mintalah waktu istirahat. Perlambat.
Beristirahatlah satu sama lain setidaknya selama 30 menit untuk merenungkan pikiran dan kemudian cobalah untuk berbicara satu sama lain. Dalam kebanyakan kasus, Anda akan jauh lebih tenang setelah meminta waktu tunggu dan mendapatkan waktu untuk memahami situasinya.
6. Jangan takut untuk menghubungi atau mendapatkan bantuan
Pernikahan bisa menjadi sulit untuk ditangani, terutama selama masa-masa ujian ini. Dan jika menurut Anda tidak ada upaya yang bisa menyelamatkan Anda berdua dari selalu cemberut satu sama lain, jangan ragu untuk mencari bantuan. Konseling pernikahan dan terapi pernikahan sangat mudah diakses dan Anda benar-benar dapat memanfaatkannya jika Anda tidak ingin pernikahan berantakan hanya karena pandemi.