Bisnis.com, JAKARTA – Penelitian tentang virus corona baru terus dilakukan dan menunjukkan lebih banyak informasi tentang penyebab pandemi Covid-19.
Kendati telah berjalan setengah tahun, masih ada banyak informasi yang belum dipahami terkait hal ini.
Hampir setiap hari informasi tentang Covid-19 dengan gejala aneh yang dialami oleh pasien terus bermunculan. Covid jangka panjang (long covid) adalah fenomena baru yang membingungkan para ahli kesehatan.
Salah satu aspek dari Covid-19 yang belum dipahami sepenuhnya adalah umur panjang dari virus. Sebuah studi baru-baru ini menemukan hampir tiga per empat pasien viru corona yang dirawat di rumah sakit menderita gejala berkelanjutan hingga 3 bulan kemudian.
Fenomena ini disebut sebagai Covid-19 jangka panjang. Dilansir dari Express UK, Kamis (17/9) Ben Littlewood Hillsdon, kepala petugas medis Doctorlink menjelaskan apa dan bagaimana sebenarnya fenomena tersebut.
Dia menjelaskan penting untuk mengetahui bahwa long covid bukanlah istilah medis resmi tapi istilah sehari-hari yang digunakan untuk menggambarkan orang yang gejalanya berlangsung lebih lama daripada gejala 2 minggu.
“Mengenai stadium akut penyakit ini, gejala jangka panjangnya masih jauh dari pemahaman sepenuhnya. Anda mungkin pernah melihat artikel berita yang melaporkan ada 100an potensi gejala Covid panjang, mulai dari jantung berdebar hingga mengompol,” katanya.
Dia menuturkan bahwa perlu dicatat juga pada tahapan ini karena covid jangka panjang belum diakui resmi secara medis, gejala yang dilaporkan dalam sejumlah artikel ini tidak boleh dianggap sebagai efek samping resmi dari virus.
Littlewood-Hillsdon menyebutkan daftar gejala dari Covid jangka panjang yang meliput kelelahan, nyeri, masalah kognitif, sesak napas, batuk kering, hilangnya rasa dan bau, ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan dan kaki.
Dia menambahkan bahwa laporan yang ada saat ini menunjukkan tidak ada korelasi langsung antara tingkat keparahan penyakit awal dengan siapa yang kemudian mengembangkan gejala jangka panjang ini.
“Ada orang yang telah menjalani perawatan intensif dengan Covid-19, tetapi telah sembuh total. Sementara di sisi lain, ada orang yang mengalami infeksi relatif ringan tetapi kemudian terus mengalami gejala yang tidak kunjung hilang selama berbulan-bulan,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, World Health Organization sebelumnya telah menyatakan bahwa gejala Covid-19 biasanya akan hilang dalam kurun waktu 14 hari. Jadi, jika seseorang memiliki gejala yang bertahan lebih lama, kemungkinan itu merupakan fenomena yang disebut dengan Covid jangka panjang.
Littlewood-Hillsdon mengingatkan ketika kini belum ada pengobatan yang bisa diandalkan, setiap orang harus mencoba mendukung sistem kekebalan mereka melalui makanan yang sehat dan seimbang, minum cairan yang cukup, dan berolahraga rutin.