Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan di seluruh dunia masih terus berupaya mengembangkan vaksin untuk memerangi virus corona baru atau Covid-19. Hingga hari kedatangan silver bullet itu terjadi, masyarakat perlu mengandalkan pertahanan lainnya untuk mencegah lebih banyak korban.
Direktur Center for Diseases Control and Prevention (CDC) Robert Redfield mengatakan bahwa masker wajah lebih menjamin untuk perlindungan dari Covid-19 ketimbang vaksin. Klaim yang sangat berani, tetapi didukung penelitian ilmiah.
“Masker adalah alat kesehatan masyarakat yang paling kuat dan penting yang kami miliki. Kami memiliki bukti ilmiah yang jelas bahwa vaksin bekerja dan merupakan pertahanan terbaik,” katanya seperti dikutip Express UK, Jumat (18/9/2020).
Saat berbicara tentang efisiensi vaksin, Redfield meragukan bahwa vaksin itu dapat melindungi semua orang, terutama dengan seberapa cepat vaksin dapat diproduksi. Menurutnya, imunogenisitas vaksin mungkin sekitar 70 persen sehingga jika tidak mendapat respons kekebalan, vaksin bisa jadi tidak memberi perlindungan.
Komentar Redfield selaras dengan informasi akademis terbaru yang diterbitkan di New England Journal of Medicine. Hipotesis menunjukkan bahwa pemakaian masker universal dapat membantu mengurangi keparahan virus.
Studi tersebut menyatakan bahwa pemakaian masker bisa menjadi salah satu bentuk inokulasi yang dapat membangkitkan kekebalan terhadap penyakit. Argumen ini dibangun berdasarkan penelitian sebelumnya yang dikutip dari jurnal Lancet pada Agustus lalu.
Penelitian menunjukkan bahwa dosis infeksi atau jumlah virus yang terpapar seseorang pada awal infeksi mereka, dapat menentukan tingkat keparahan penyakit. Memang, penelitian yang menunjuk pada viral load adalah prediktor independen dari kematian pasien di rumah sakit.
Akan tetapi, temuan ini memperkuat anggapan bahwa masker dapat mengurangi dosis infeksi yang terpapar pemakainya, yang pada akhirnya dapat melindungi orang dari mengembangkan penyakit parah akibat Covid-19.
Berhubungan dengan viral load rendah masih akan memicu tanggapan kekebalan. Hal ini mirip dengan apa yang cenderung ingin dicapai oleh vaksin, yakni menyuntikkan dosis kecil agar tubuh dapat melawan dan menjadi kebal terhadap virus.
Menggunakan masker akan mengurangi viral load orang yang bersentuhan dengannya, memberikan sistem kekebalan yang lebih baik untuk mengatasi virus.
Sebuah tim peneliti di China juga mengisyaratkan hubungan antara dosis dan penyakit dalam uji coba hewan di lab. Dengan menggunakan hamster, mereka menemukan hewan yang ditempatkan di balik perlindungan dari masker bedah cenderung tidak terinfeksi oleh virus corona.
Sementara hamster lain menjadi jauh lebih sakit ketika tidak memiliki perlindungan dari masker. Kendati demikian, seperti semua penelitian lainnya studi klinis lebih lanjut sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi lebih detail tentang kemanjuran masker.