Kecerdasan buatan akan cepat menjadi faktor efisiensi bagi Groupe PSA. /PSA
Health

Kecerdasan Buatan Bisa Hampir Seakurat Dokter dalam Mendiagnosis Covid-19

Syaiful Millah
Kamis, 1 Oktober 2020 - 12:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah algoritma yang dikembangkan oleh University of Central Florida (UCF) dapat secara akurat mengidentifikasi kasus virus corona baru atau Covid-19 serta membedakannya dengan penyakit influenza.

Peneliti dari UCF yang menjadi bagian dari studi baru menunjukkan bahwa teknologi kecerdasan buatan hampir sama akuratnya dengan dokter dalam mendiagnosis Covid-19 di paru-puar pasien. Studi ini dipublikasikan dalam Nature Communication.

Para peneliti menunjukkan bahwa algoritma kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dapat dilatih untuk mengklasifikasi pneumonia Covid-19 dalam pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT scan) dengan akurasi hingga 90 persen.

CT scan menawarkan wawasan yang lebih dalam tentang diagnosis dan perkembangan Covid-19 dibandingkan dengan tes reaksi berantai transkripsi-polimerase terbalik yang (RT-PCR) sering digunakan. Tes ini memiliki tingkat negatif palsu yang tinggi, penundaan pemrosesan, dan tantangan lainnya.

Manfaat lain dari CT scan adalah dapat mendeteksi penyakit Covid-19 pada orang yang tanpa gejala, pada orang yang memiliki gejala awal, orang dengan penyakit di masa puncak, dan setelah gejalanya hilang.

Namun, CT scan juga tidak selalu direkomendasikan sebagai alat diagnostik Covid-19 karena penyakit ini seringkali terlihat mirip dengan penyakit seperti pneumonia terkait influenza pada saat proses pemindaian.

Ulas Bagci, Asisten Profesor di Departemen Ilmu Komputer UCF mengatakan algoritma yang dikembangkan dapat mengatasi masalah ini, dengan mengidentifikasi kasus Covid-19 secara akurat dan membedakannya dengan influenza, sehingga berfungsi sebagai bantuan potensial bagi para dokter.

Dia melanjutkan bahwa para peneliti mendemonstrasikan bahwa pendekatan AS berbasis pembelajaran yang mendalam, dapat berfungsi sebagai alat standar dan obyektif untuk membantu sistem perawatan kesehatan dan juga para pasien.

“Ini dapat digunakan sebagai alat uji pelengkap dalam populasi terbatas yang sangat spesifik dan dapat digunakan dengan cepat dan dalam skala besar, jika terjadi wabah berulang yang tidak bisa dihindari,” katanya seperti dikutip Medical News Net, Kamis (1/10).

Bagci sendiri merupakan pakar dalam pengembangan kecerdasan buatan untuk membantu para dokter, termasuk menggunakannya untuk mendeteksi kanker pankreas dan paru-paru, menggunakan metode yang sama yakni dengan CT scan.

Dia memiliki dua hibah besar dari National Institutes of Health untuk mengeksplorasi topik-topik terkait Covid-19. Untuk melakukan penelitian tersebut, para peneliti melatih algoritma komputer untuk mengenali Covid-19 dalam T scan paru-paru dari 1.280 pasien multinasional dari China, Jepang, dan Italia.

Kemudian, para peneliti menguji algoritma pada CT scan terhadap 1.337 pasien penyakit paru-paru, mulai dari Covid-19 hingga kanker dan pneumonia non-Covid. Mereka menemukan bahwa AI sangat mahir dalam mendiagnosis Covid-19 secara akurat, terutama saat memeriksa CT scan pada tahap awal perkembangan penyakit.

“Kami menunjukkan bahwa model AI yang kuat dapat mencapai akurasi hingga 90 persen dalam populasi uji independen, mempertahankan spesifitas tinggi pada pneumonia yang tidak terkait Covid-19 dan menunjukkan kemampuan generalisasi yang baik,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro