Bisnis.com, JAKARTA – Temuan dari penelitian menyatakan bahwa virus corona baru bila dibiarkan pada permukaan seperti gagang pintu atau saklar lampu, tidak cukup kuat untuk membuat orang sakit atau menginfeksi seseorang.
Pada awal masa pandemi, para ahli berpendapat bahwa menyentuh permukaan seperti saklar lampu, gagang pintu, atau permukaan meja dapat meningkatkan risiko terinfeksi. Namun, penelitian anyar dari University of California melaporkan tidak demikian.
Dilansir dari Express UK, Rabu (7/10/2020) Monica Ghandi, seorang profesor kedokteran mengatakan virus yang tertinggal di permukaan tidak cukup kuat untuk menginfeksi dan membuat seseorang sakit. Menurutnya, virus corona baru tidak menyebar melalui permukaan.
Baca Juga Bisakah Anda Tertular Corona di Pesawat? |
---|
“Ada banyak ketakutan di awal pandemi tentang penularan fomite. Ini lebih terkait dengan seseorang yang mengeluarkan virus dari hidung dan mulutnya, tanpa disadari mereka telah melakukannya,” tandasnya.
Penelitian dari Lancet juga menunjukkan bahwa virus corona yang tertinggal di permukaan hanya akan membawa risiko infeksi yang sangat kecil. Hal ini mempertegas penelitian yang dilakukan oleh Ghandi dan tim dalam studi terbaru.
Namun demikian, Emanuel Goldman, seorang ahli mikrobiologi Amerika Serikat menemukan jejak virus corona baru di permukaan yang mampu bertahan dalam waktu yang panjang, selama berjam-jam bahkan berhari-hari.
Studi tersebut telah menyebabkan banyak pihak mengeluarkan dana besar untuk melakukan pembersihan secara menyeluruh dan upaya dekontaminasi permukaan untuk menghindari risiko penularan lewat permukaan.
Namun, Goldman sekarang menyimpulkan bahwa tes laboratorium hanya memiliki sedikit kemiripan dengan skenario riil di kehidupan nyata. Kini, dia menyatakan jejak virus corona yang ditemukan dalam studinya tidak menunjukkan sampel infeksius yang layak.
Setelah lebih setengah tahun pandemi berlangsung, semakin banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa risiko permukaan yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi terlalu berlebihan pada masa awal pandemi.
Para ilmuwan sekarang mengatakan harus ada lebih banyak upaya dan penekanan pada pemakaian masker wajah karena hal tersebut yang sejauh ini telah terbukti menjadi medium penularan dengan risiko infeksi yang nyata.