Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah penelitian anyar dari Jepang menunjukkan bahwa virus corona baru SARS-CoV-2 dapat bertahan hidup di kulit manusia hingga 9 jam.
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Kyoto Prefectural University of Medicine ini diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases awal Oktober. Mereka menemukan virus corona baru hidup lebih lama dari virus influenza pada kulit manusia.
Dilansir dari Fox News, Kamis (8/10) peneliti menghasilkan model yang memungkinkan reproduksi yang aman dari studi klinis tentang penerapan patogen pada kulit manusia, dan menjelaskan stabilitas dari SARS-CoV-2 pada kulit manusia.
Model dibuat dari sampel kulit manusia yang diambil dari otopsi. Dengan menggunakan model tersebut, para peneliti menemukan kelangsungan hidup SARS-CoV-2 secara signifikan lebih lama dibandingkan virus influenza dengan masing-masing mampu bertahan 9,04 jam dan 1,82 jam.
Ketika kedua virus kemudian dicampur dengan lendir untuk meniru batuk atau bersih, virus corona baru bertahan sekitar 11 jam. Untungnya, kedua virus itu dapat dinonaktifkan dalam waktu 15 detik dengan pengobatan etanol atau pembersih tangan yang mengandung 80 persen etanol.
“Kelangsungan hidup SARS-CoV-2 selama 9 jam pada kulit manusia dapat meningkatkan risiko penularan kontak dibandingkan dengan virus influenza, sehingga mempercepat pandemi. Kebersihan tangan yang benar sangat penting untuk mencegah penularan infeksi,” kata para peneliti.
Namun, studi tersebut memiliki setidaknya satu batasan. Para peneliti dalam ulasan mereka tidak mempertimbangkan viral load yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi Covid-19 dari kontak dengan kulit yang terkontaminasi.
Penelitian ini dilakukan setelah studi terpisah yang dilakukan pada awal pandemi, yang menemukan bahwa virus dapat bertahan hidup di permukaan seperti plastik dan baja tahan karat hingga beberapa hari setelahnya.
Penelitian yang diterbitkan dalam medRxiv itu mencatat bahwa virus corona baru dapat tetap berada di permukaan tembaga selama 4 jam dan cardboard hingga 24 jam. Penelitian juga menemukan virus ini dapat bertahan pada baja dan plastik selama 2 hingga 3 hari.