Pasien Covid-19 mengelukan adanya gangguan pendengaran
Health

Ilmuwan Sebut Gangguan Pendengaran Jadi Gejala Baru Virus Corona

Desyinta Nuraini
Kamis, 15 Oktober 2020 - 17:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para ilmuwan di Inggris menemukan gejala baru virus corona. Bukan lagi demam tinggi, batuk, atau flu, gejala baru tersebut yakni adanya gangguan pendengaran.

Hal ini diketahui setelah salah seorang pasien Covid-19  mengeluhkan gangguan pendengaran setelah dirawat di rumah sakit pasca infeksi. Pasien yang merupakan seorang pria penderita asma berusia 45 tahun itu menderita tinitus sisi kiri, dan gangguan pendengaran tiba-tiba.

 "Seorang pasien berusia 45 tahun dengan asma dibawa ke departemen otolaringologi kami setelah seminggu mengalami gangguan pendengaran saat berada di rumah sakit untuk pengobatan Covid-19," kata para ilmuwan dari University College London dan Royal National Throat, Nose and Ear Hospital, seperti dilansir dari Express UK, kamis (15/10/2020).

Tidak ada penyebab yang jelas untuk gangguan pendengaran, tetapi para ilmuwan dan dokter menduga itu adalah akibat langsung dari infeksi virus corona. Mereka menulis di BMJ Case Reports bahwa seminggu setelah ekstubasi dan dipindahkan dari unit perawatan intensif, gejala tersebut muncul padahal pasien tidak memiliki riwayat gangguan pendengaran atau patologi telinga sebelumnya.

"Riwayat medis masa lalunya sebelum masuk termasuk asma, tapi sebaliknya dia bugar dan sehat. Ini adalah kasus gangguan pendengaran sensorineural pertama yang dilaporkan setelah infeksi Covid-19 di Inggris," tulis para ilmuwan dalam laporannya.

Kendati demikian setiap orang yang mengalami gangguan pendengaran tidak bisa dikaitkan dengan Covid--19. Kehilangan pendengaran dapat disebabkan oleh banyak hal, dan mungkin bersifat sementara atau permanen.

Orang dengan gangguan pendengaran mungkin kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan orang lain, dan mereka mungkin sering meminta orang untuk mengulangi ucapannya. Jika Anda merasa kehilangan pendengaran, Anda harus berbicara dengan dokter.

Sementara itu, beberapa pasien Covid-19 juga melaporkan sakit tenggorokan, sakit kepala, dan bahkan cegukan, selain gejala virus corona yang lebih umum.

Inggris mencatat lebih dari 42.000 orang telah meninggal akibat virus corona. Sekitar 10 juta orang di seluruh negeri telah dimasukkan ke dalam penguncian lokal, dalam upaya untuk menghentikan penyebaran infeksi.

Perdana Menteri Boris Johnson sekarang telah memerintahkan semua pub dan restoran untuk tutup pada pukul 10 malam, sementara tidak ada yang boleh bertemu dengan lebih dari lima orang lainnya di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro