Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) meminta kepastian soal efikasi dan keamanan vaksin virus corona (Covid-19). Menjadi berbahaya katanya apabila pemerintah abai terhadap faktor penting ini.
Ketua PPNI Harif Fadhillah mengatakan standar aman dan kemampuan vaksin mengatasi virus harus dinyatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Survei kami secara internal belum selesai. Namun dalam grup provinsi, rata-rata tidak terlalu banyak persoalkan metodologi, tapi hasil akhirnya soal keamanan," ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar AJI Jakarta, Rabu (4/11/2020).
Apalagi, petugas kesehatan, termasuk perawat di dalamnya digadang-gadang menjadi kelompok penerima vaksin apabila sudah tersedia. Apabila standar keamanan dan efikasinya belum dipastikan dan dapat berdampak buruk kepada petugas kesehatan jika diberikan dan berujung pada sakit, tentunya penanganan pandemi Covid-19 akan kewalahan.
"Sangat tidak masuk diakal jikalau pemerintah Indonesia gegabah dalam pemberian vaksin. Kalau gegabah, akhirnya banyak tenaga kesehatan tumbang, ini akan membuat beban pelayanan ke masyarakat," tegasnya.
Sementara itu Harif mengatakan vaksin memang bukan satu-satunya solusi mengatasi Covid-19, namun tetap dibutuhkan.
PPNI pun menyatakan siap menjadi garda terdepan pemberian vaksin apabila sudah tersedia dan lolos dari segi efikasi dan keamanannya.
Tenaga perawat di seluruh provinsi pun sudah didata. "Sudah ada upaya kordinasikan tenaga kesehatan baik untuk diberikan atau pemberian vaksin di masa mendatang," tukasnya.