Ilustrasi/jibiphoto
Fashion

Dengan Gaji Rp5 juta, Pilih Kontrak atau Cicil Rumah?

Nirmala Aninda
Rabu, 11 November 2020 - 11:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk orang-orang yang bekerja di ibu kota dan memiliki gaji pas-pasan, pilihan hunian jadi lebih terbatas dan seringkali mereka dihadapkan dengan dilema antara mengontrak atau mencicil rumah.

Kedua pilihan ini memerlukan pengeluaran rutin setiap bulan untuk jangka waktu tertentu. Namun, pilihan mana yang sebaiknya Anda ambil?

Dengan kondisi keuangan yang terbatas, seseorang mungkin hanya bisa mencicil rumah di wilayah yang jauh pusat kota atau tempat kerja lantaran harga rumah jauh lebih tinggi.

Sedangkan dengan mengontrak, seseorang bisa mendapat hunian yang ada di wilayah strategis, hanya saja rumah yang ditempati tidak jadi hak milik.

Gaji Rp5 juta di Jakarta sejatinya merupakan gaji yang lebih besar ketimbang upah minimum provinsi. Namun, dengan nilai pengeluaran rata-rata per kapita di Jakarta sebesar Rp2,25 juta per bulan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), gaji Rp5 juta seringkali masih dianggap pas-pasan.

Lantas manakah yang lebih tepat dilakukan bagi seseorang bergaji Rp5 juta di ibu kota? Mengontrak atau membeli rumah?

Berikut tips berdasarkan riset oleh Aulia Akbar, Financial Educator dan Periset di Lifepal.co.id.

Membeli rumah tentu bisa menjadi ide yang baik untuk dilakukan. Aset rumah yang kita beli tentu bisa diwariskan ke anak cucu nantinya untuk dijadikan tempat tinggal atau bisnis.

Sebelum Anda membeli rumah, maka ketahui tiga hal di bawah ini:

1. Jangan beli rumah tanpa tujuan

Kebutuhan pokok berupa papan atau hunian memang wajib dipenuhi. Tapi, bukan berarti Anda wajib membeli rumah saat ini juga. Tentukan tujuan Anda untuk mencicil rumah. Apakah untuk menjadikannya sebagai tempat tinggal atau investasi. Jika untuk tempat tinggal, maka tempati rumah yang Anda beli. Rumah kosong yang tidak berpenghuni justru rawan rusak karena tingkat kelembabannya tinggi.

Namun jika Anda berniat mencicilnya untuk investasi, tentukan pula apa yang Anda akan lakukan ke depan, apakah akan menyewakannya demi mendapat penghasilan pasif, melakukan flipping (beli dan jual dalam waktu singkat), atau menjualnya di kemudian hari demi mendapat capital gain dari harga rumah saat ini.

2. Jangan beli rumah karena hawa nafsu

Membeli rumah dengan cara kredit membutuhkan komitmen untuk jangka waktu yang lama. Butuh kesiapan yang sangat matang secara finansial jika Anda memang memutuskan untuk mengkredit.

Jangan membeli karena dorongan hawa nafsu atau karena khawatir karena orang-orang dengan penghasilan sama seperti kita, atau yang “usianya” seangkatan dengan kita, sudah berhasil membeli rumah pertama.

Bila saat ini dana belum tersedia, maka buatlah target dalam beberapa tahun ke depan untuk membeli rumah.

3. Pastikan kuat secara finansial jika mau mencicil

Kuat secara finansial tidak diukur dari kemampuan seorang membeli rumah secara tunai sekaligus. Hal itu harus mengacu pada nilai rasio-rasio keuangan pribadi orang yang bersangkutan.

Rumah tidaklah murah, dan membeli rumah secara kredit membutuhkan komitmen untuk jangka panjang. Oleh karena itulah, kondisi finansial Anda harus kuat.

Sebelum mengajukan kredit pemilik rumah (KPR) ke bank maupun lembaga pemberi pinjaman, pastikan bahwa Anda memiliki:

- Dana darurat minimal setara dengan enam kali pengeluaran bulanan

- Aset lancar (tabungan, kas, dan setara kas) yang berada di kisaran 15% - 20% kekayaan bersih

- Asuransi jiwa dengan uang pertanggungan yang sesuai dengan kebutuhan Anda

- Utang dalam batas wajar, dalam artian jika memiliki utang, besarannya tidak melebihi 50% dari aset. Tidak ada utang tentu lebih baik.

4. Cicilan per bulan tidak lebih dari 35 persen penghasilan

Agar keuangan Anda sehat, usahakan agar cicilan per bulan yang Anda bayarkan untuk KPR maksimal adalah 35 persen penghasilan. Bila penghasilan bersih Anda adalah Rp5 juta, maka cicilan per bulan maksimal yang bisa dibayar adalah Rp1,75 juta.

Usahakan untuk menyediakan dana darurat terlebih dulu sebelum akhirnya Anda memutuskan untuk mengambil KPR.

Mengontrak adalah pilihan yang cerdas jika Anda belum memiliki kondisi finansial yang kuat, seperti yang tertera di poin sebelumnya, dan Anda tinggal di lokasi yang jauh dari tempat kerja, serta membutuhkan hunian tempat tinggal selama satu tahun atau lebih.

Mengontrak merupakan pilihan yang tepat untuk dilakukan untuk sementara waktu.

Demi kenyamanan beraktivitas sehari-hari, tidak ada salahnya untuk mengontrak dulu sembari mengumpulkan dana membeli rumah dalam beberapa tahun ke depan. Namun pertimbangkanlah beberapa hal berikut ketika mengontrak:

1. Anda harus tahu sampai kapan akan mengontrak

Jangan terlalu cepat memutuskan untuk mengontrak sebuah rumah sebelum Anda tahu berapa lama estimasi Anda tinggal di kontrakan dan di tahun berapa Anda akan mulai membeli atau mencicil rumah.

Seperti yang dijelaskan di atas, mengontrak dan mencicil sama-sama akan menciptakan pengeluaran pasif. Namun mengontrak tidak akan disertai dengan penambahan aset. Terlalu lama mengontrak hanya akan menambah pengeluaran Anda.

2. Harga sewa kontrakan <½ dari penghasilan tahunan

Dengan penghasilan bulanan Rp5 juta, maka jika disetahunkan penghasilan Anda adalah Rp60 juta. Maka carilah kontrakan yang biaya sewanya di bawah Rp30 juta per tahun (di bawah setengah dari gaji tahunan). Semakin murah tentunya semakin baik.

Patut Anda ketahui bahwa semakin mahal biaya kontrakan makin besar pula pengeluaran bulanan yang Anda.

Ketika biaya sewa kontrakan dalam setahun adalah setengah dari penghasilan tahunan Anda, maka Anda akan kesulitan berinvestasi untuk tujuan jangka pendek, menengah, atau panjang. Kecuali, pengeluaran bulanan Anda memang tidak besar atau hanya berkisar 30% dari penghasilan bulanan.

3. Kontrakan Anda tidak jauh dari tempat kerja atau aktivitas

Ketika lokasi kontrakan Anda jauh, sebut saja 25 kilometer dari tempat aktivitas Anda, maka uang transportasi yang harus dipersiapkan menjadi semakin besar. Belum lagi, kenyamanan Anda pun terganggu.

Kontrakan nyaman dengan harga murah dan sesuai bujet untuk mereka yang bergaji Rp5 juta, cukup banyak di wilayah tertentu di ibu kota.

Yang pasti, bukan daerah elit. Bagi mereka yang saat ini masih harus bekerja di luar rumah, maka pastikan saja bahwa jarak antara kontrakan dan tempat kerja tidak lebih dari 20 kilometer

Itulah saran bagi mereka yang bergaji Rp5 juta jika dihadapi pilihan antara menyewa atau mencicil rumah. Pastikan Anda telah membuat perhitungan yang baik sebelum membuat keputusan ini.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro