Ilustrasi-Uji kandidat vaksin Covid-19. /Jhonson & Jhonson
Health

Studi Oxford: Vaksin Covid-19 AstraZeneca Hasilkan Respon Imun Bagi Lansia

Asteria Desi Kartika Sari
Kamis, 19 November 2020 - 20:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - University of Oxford mengonfirmasi bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkannya dengan AstraZeneca Plc menghasilkan respons imun yang kuat pada orang dewasa yang lebih tua tau lansia.

Hasil yang dipublikasi dalam jurnal medis The Lancet, menjelaskan lebih banyak tentang data awal yang dirilis dalam beberapa bulan terakhir yang menunjukkan suntikan eksperimental menghasilkan respons kekebalan pada orang tua, yang berisiko tertinggi terkena penyakit parah.

“Ini adalah langkah yang sangat penting, karena kekhawatiran terbesar dari vaksin apa pun adalah vaksin itu tidak bekerja dengan baik pada orang tua,” Richard Horton, pemimpin redaksi The Lancet seperti dikutip Bloomberg Kamis (19/2/2020).

Adapun peneliti masih menunggu hasil uji coba tahap akhir yang akan menunjukkan apakah dapat memenuhi standar tinggi yang ditetapkan pesaing Pfizer Inc. dan Moderna Inc.

Pfizer, bekerja dengan BioNTech SE Jerman, mengatakan bahwa vaksin 95 persen efektif dalam analisis akhir  uji coba. Hal tersebut membuka jalan bagi perusahaan untuk mengajukan izin peraturan kepada pemerintah AS.

Hasil studi fase 2 Oxford menunjukkan bahwa vaksin lebih dapat ditoleransi pada orang tua dan menghasilkan respons kekebalan yang sama pada orang tua dan dewasa.

Penelitian ini melibatkan 560 orang dewasa, termasuk 240 orang yang berusia di atas 70 tahun. Pasien yang lebih tua paling rentan terdampak Covid-19, sebagian besar kematian terjadi pada mereka yang berusia di atas 60 tahun.

“Untuk menunjukkan bahwa teknologi vaksin ini mampu memicu respons ini ,pada kelompok usia yang paling berisiko terhadap penyakit Covid-19 yang parah. [Vaksin ini] menawarkan harapan bahwa kemanjuran akan serupa pada orang dewasa yang lebih muda dan lebih tua.” Angela Minassian, seorang peneliti di Oxford,

lebih lanjut, ttudi tersebut menunjukkan vaksin menyebabkan sedikit efek samping dan memicu respons dalam sel-T yang menargetkan virus dalam waktu 14 hari sejak dosis pertama dan respons antibodi pelindung dalam 28 hari setelah dosis penguat. Tingkat penetralan dicapai dalam 14 hari setelah vaksinasi tambahan pada 208 dari 209 pasien.Regimen dua dosis yang diperlukan untuk calon vaksin terkemuka sekitar 15 miliar dosis dapat diperlukan untuk menyuntik populasi global.

Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro