Bisnis.com, JAKARTA - Vaksin COVID-19 yang tidak aktif dari produsen vaksin China, Sinovac, CoronaVac menunjukkan kemanjuran 91,25 persen dalam uji klinis Fase III di Turki.
Informasi itu disampaikan oleh kementerian kesehatan Turki.
Bahkan, mereka menyatakan data itu bisa meningkat, dengan evaluasi dari Komite Ilmiah.
"Kami yakin akan efek vaksin tersebut. Kami sekarang yakin bahwa vaksin tersebut efektif dan aman untuk orang-orang Turki," kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca di sebuah konferensi pers pada hari Kamis dilansir GlobalnTimes.
Namun, hasil ini adalah data sementara.
Turki sendiri ditargetkan akan menerima pengiriman pertama vaksin CoronaVac pada hari Senin. Otoritas China telah menyelesaikan proses persetujuan untuk dosis vaksin yang akan dikirim ke Turki, menurut Koca.
Awal bulan ini, Koca mengatakan negaranya telah menandatangani kontrak untuk membeli 50 juta dosis vaksin COVID-19 dari Sinovac.
Keputusan Turki untuk membeli vaksin COVID-19 China mencerminkan kepercayaannya pada China, dan China siap memberikan bantuan yang diperlukan kepada Turki, Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
Sekitar 13.000 sukarelawan di Turki berpartisipasi dalam uji klinis Fase III Sinovac.
Gelombang pertama dari 20 juta dosis vaksin Sinovac dijadwalkan akan diterima pada bulan Desember dan Januari. Gelombang kedua 10 juta dosis akan tiba pada bulan Februari.
Semua 50 juta dosis dijadwalkan tiba di Turki pada akhir Februari, menurut konferensi pers.
“Untuk analisis kemanjuran (yaitu apakah vaksin efektif untuk mencegah COVID-19), kami harus mengidentifikasi 40 relawan yang mengembangkan COVID-19 [dari semua peserta yang telah menggunakan dosis]. Kemudian, dewan keamanan independen akan melihat datanya dan melihat apakah pasien ini memiliki vaksin atau plasebo, untuk menghitung tingkat produksi vaksin, "kata koordinator studi uji coba Profesor Murat Akova dari departemen Penyakit Menular di Universitas Hacettepe pada November, tempat uji klinis diluncurkan pada 17 September.
Departemen lokal meminta calon vaksin menjadi paling tidak 60 persen efisien sebagai protokol yang ditetapkan.
Tim peneliti uji coba dan Komite Etiknya dapat membuat analisis sementara ketika mereka menemukan 20 paten COVID-19 di antara para sukarelawan, menurut Akova.
Selain vaksin Sinovac, Turki juga berencana untuk menerima 4,5 juta dosis vaksin Pfizert / BioNTech pada akhir Maret, di antaranya 1-1,5 juta akan datang pada Januari, kata Koca, mencatat bahwa Turki akan menandatangani kontrak pembelian hingga 30 juta dosis.