Vaksin Oxford dan AstraZeneca
Health

Vaksin Oxford Diklaim Mampu Bekerja pada Varian Baru Corona

Syaiful Millah
Kamis, 7 Januari 2021 - 12:46
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Dua perempuan di balik pengembangan vaksin virus corona University of Oxford tidak memiliki kekhawatiran tentang suntikan vaksin yang ditakutkan tidak bekerja melawan strain mutan baru dari virus corona SARS-CoV-2.

Profesor Katie Ewer dan Dokter Maheshi Ramasamy mengatakan kendati Covid-19 memiliki kemampuan bermutasi yang dalam beberapa kasus menjadi versi lebih menular, sistem kekebalan tubuh harus dilengkapi untuk menghadapinya setelah vaksinasi.

Kekhawatiran banyak orang muncul setelah ditemukannya strain virus corona varian baru yang secara signifikan lebih menular, terdeteksi di Inggris dan Afrika Selatan pada pengujung tahun lalu. Kini, varian tersebut juga telah ditemukan di banyak negara.

Ewer mengatakan bahwa penting bagi masyarakat memahami cara kerja vaksin. Dia menjelaskan vaksin melatih sistem kekebalan untuk mengenali protein lonjakan di luar virus. Antibodi dan sel darah putih tidak hanya mengenali satu bagian dari lonjakan itu, tapi mengenali banyak bagian yang berbeda.

“Bahkan begitu juga jika ada mutasi yang ganjil di sana-sini. Anda masih memiliki cukup antibodi yang akan mengenali bagian lainnya dari lonjakan. Jadi saat ini saya tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu [mutasi virus corona],” katanya seperti dikutip Metro UK, Kamis (7/1).

Dia melanjutkan bahwa ini adalah sesuatu yang perlu terus dipantau dan diamati. Namun menurutnya, tidak ada alasan untuk mencurigai vaksin tidak akan berfungsi pada varian baru tersebut. Dia juga melanjutkan vaksin dikembangkan dengan teknologi platform, yang jika harus membuat versi baru, itu dapat dilakukan.

Ewer menambahkan banyak pekerjaan yang dilakukannya didasarkan pada teknologi platform dan mereka telah merancang banyak vaksin dengan teknologi yang sama. Jadi idenya adalah memiliki sistem yang siap digunakan dan diadaptasi dengan penyakit baru sehingga bisa memberikan respons cepat.

“Jadi, kami sudah menguji vaksin ini pada banyak orang yang berbeda untuk banyak penyakit yang berbeda seperti malaria, flu, dan ebola. Sebelum Covid-19 terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, Ramasamy menjelaskan ketika mereka pertama kali mengerjakan vaksin virus corona. Dia menuturkan sebenarnya hal itu cukup menakutkan setelah melihat orang-orang yang tidak sehat masuk ke National Health Service (NHS), tetapi tidak tahu bagaimana mengobatinya.

Menurutnya, ini adalah penyakit yang baru dan semua orang merasa sangat tidak berdaya menghadapi dampaknya. Akan tetapi, hal ini juga yang menjadikan motivasi besar baginya untuk membantu vaksin guna menghentikan agar masyarakat tidak jauh sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro