Bisnis.com, JAKARTA - Vaksin eksperimental yang dikembangkan Sinovac Biotech Ltd. China mencatatkan tingkat keefektifan hingga 78 persen dalam melawan Covid-19.
Data tersebut diperoleh dari uji klinis tahap akhir di Brasil. Capaian tersebut menjadi hasil paling pasti sejauh ini terkait keefektifan vaksin. Data tersebut menghapus data sebelumnya yang justru memicu kebingungan dan keraguan.
Tingkat perlindungan atau protection rate yang dilaporkan surat kabar Folha de Sao Paulo pada Kamis dan dikonfirmasi pejabat negara bagian Sao Paulo, berasal dari uji coba fase III paling maju Sinovac di Brasil, yang melibatkan sekitar 13.000 peserta.
Angka tersebut di bawah efektivitas yang mendekati 95 persen pada vaksin mRNA produksi Pfizer Inc. dan Moderna Inc.
Gubernur Sao Paulo Joao Doria sedang berusaha untuk bergerak cepat, sementara pemerintah pusat menunda memberikan tanggal vaksinasi yang konkret.
Hampir 11 juta dosis vaksin Sinovac, yang disebut CoronaVac, telah dikirim ke negara itu. Doria, saingan politik Presiden Brasil Jair Bolsonaro, berencana untuk segera mendapatkan persetujuan dan mulai memvaksinasi negara bagian yang berpenduduk sekitar 45 juta orang itu pada 25 Januari.
Tekanan dari gubernur lain membuat kementerian kesehatan memasukkan suntikan itu, yang secara terbuka dijauhi oleh Bolsonaro, untuk rencana vaksinasi di Brasil.
Sebelumnya, informasi yang bertentangan dan tidak lengkap dari uji coba Sinovac bulan lalu menciptakan kebingungan tentang seberapa efektif vaksin ini dalam melindungi orang yang sakit oleh virus Corona tipe baru.
Para peneliti di Brasil menunda merilis data lengkap tentang apa yang disebut suntikan CoronaVac pada akhir Desember, dan hanya mengatakan bahwa vaksin itu terbukti lebih dari 50 persen efektif.
Sekretaris Kesehatan negara bagian Sao Paulo Jean Gorinchteyn kemudian mengatakan bahwa vaksin itu “tidak mencapai kemanjuran 90 persen”.
Hal yang membingungkan lagi, Turki mengatakan uji coba atas Sinovac menghasilkan perkiraan tingkat kemanjuran 91,25 persen, meskipun itu hanya didasarkan pada 29 kasus.
Tingkat Kepercayaan
Rilis data yang lebih pasti tentang kemanjuran vaksin ditunda karena pengembang vaksin yang berbasis di Beijing perlu merekonsiliasi data hasil uji coba yang berbeda menggunakan protokol yang berbeda-beda, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
Meskipun Sinovac sekarang memberikan gambaran yang jelas tentang kemanjuran vaksinnya, dan seharusnya meningkatkan kepercayaan di negara-negara yang telah menandatangani kesepakatan pasokan seperti Indonesia dan Brasil, kurangnya pengungkapan yang tepat waktu dan jelas dari pengembang China berkontribusi pada tingkat kepercayaan penggunaannya.
China telah memberikan lebih dari 4,5 juta dosis di bawah otorisasi penggunaan darurat, dan bertujuan menginokulasi 50 juta orang untuk melawan virus pada awal Februari, menjelang liburan Tahun Baru Imlek.
Baik Sinovac dan pengembang milik negara China National Biotec Group Co., yang menjadi pihak pertama di negara itu yang mendapat persetujuan penggunaan vaksi untuk umum, telah melihat data yang bertentangan diungkap pada vaksin mereka.
CNBG mengatakan vaksinnya efektif dalam mencegah Covid-19 pada 79,3% orang, kurang dari 86% yang dilaporkan sebelumnya dari uji coba di Uni Emirat Arab.
Kapasitas Produksi: 600 juta dosis
Sinovac dapat membuat lebih dari 600 juta dosis setahun di fasilitas produksinya di China. Perusahaan mendapat pesanan dari negara-negara yang terlibat dalam uji coba vaksin, termasuk Brasil, Turki, dan Indonesia. Sinovac juga akan memasok Singapura dan Hong Kong selain ke Cina daratan.
Vaksin Sinovac dan CNBG menggunakan versi virus Corona yang sudah dimatikan untuk merangsang respons kekebalan tubuh.
Mereka dapat disimpan pada suhu lemari (2 hingga 8 derajat Celcius), menjadikannya pilihan yang berpotensi lebih baik untuk distribusi dan penggunaan di negara berkembang daripada vaksin mRNA dari Pfizer dan Moderna yang membutuhkan tingkat pembekuan lebih besar.