Para ahli mengatakan bahwa orang yang menderita sakit kepala karena virus corona (Covid-19) bisa merasakan sakit yang parah dalam tempo yang lama dan sulit berkonsentrasi pada pekerjaan./boldsky.com
Health

Perbedaan Pusing Biasa dan Gejala Sakit Kepala Virus Corona

Novita Sari Simamora
Selasa, 12 Januari 2021 - 22:22
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sakit kepala adalah salah satu tanda umum infeksi virus corona. Orang yang menderita sakit kepala karena Covid-19 merasakan sakit yang tidak biasa, menyiksa, terkadang satu sisi saja.

Pandemi virus corona telah membuat sulit untuk mengenali gejala sakit kepala karena pilek, sinusitis, stres, waktu tidur yang berlebihan, atau kurang tidur. Mengutip dari Times of India, Selasa (12/1/2021), berikut penjelasan dan perbedaan sakit kepala akibat virus corona:

1. Mengapa sakit kepala menjadi gejala infeksi virus corona?

Sakit kepala telah dilaporkan menjadi gejala umum infeksi oleh pasien virus corona. Covid-19 bisa menimbulkan radang di kepala, sehingga menimbulkan infeksi yang berlangsung lama.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Istanbul University, Turki mensurvei sebanyak 262 pasien virus corona dan ditemukan gejala bahwa semuanya mengeluh sakit kepala.

2. Sakit kepala yang berlangsung lebih dari 72 jam

Untuk lebih dari 10 persen pasien virus corona, sakit kepala dirasakan lebih dari 72 jam. Sebenarnya, sangat jarang sakit kepala berlangsung dengan tempo yang cukup lama, tetapi bila telah lebih dari 72 jam, maka perlu dilakukan pemeriksaan.

Dokter sekarang membuktikan bahwa setiap nyeri, sakit kepala atau mialgia (nyeri otot) yang berlangsung lebih dari 48-72 jam harus segera diperiksa. Beberapa pasien virus corona juga mungkin mengalami sakit kepala tegang, yang disebabkan oleh batuk, demam, atau kedinginan yang ekstrem. 

3. Sakit kepala yang disertai gejala gastro-intestinal dan kram

Sakit kepala biasa jarang mengganggu keseimbangan usus. Namun, untuk sakit kepala karena virus corona maka akan mengganggu saluran pencernaan, indera penciuman dan perasa.

Gejala virus corona pada orang yang mengalami sakit kepala juga menyebabkan keluhan gastrointestinal, seperti kram, mual, kelelahan, kelelahan dan kehilangan nafsu makan.

4. Obat penghilang rasa sakit kepala tidak ampuh

Untuk menghilangkan sakit kepala biasa, maka bisa menggunakan obat pereda nyeri. Namun, hal tersebut tidak bisa meredakan nyeri sakit kepala karena virus corona.

Namun, dalam kasus infeksi COVID, para peneliti menemukan bahwa obat OTC dan obat analgesik hanya memberikan sedikit kelegaan bagi orang yang menderita gejala tersebut. Ini, pada gilirannya, bisa menjadi tanda peringatan infeksi COVID, terutama jika Anda tidak mengalami gejala khas lainnya.

5. Sakit kepala yang berdenyut-denyut

Semua sakit kepala tidak terasa sama. Jika Anda mencurigai adanya infeksi virus corona (Covid-19), periksa kembali untuk melihat apakah Anda mengalami sensasi 'berdenyut' di kepala Anda.

Para ahli mengatakan bahwa orang yang menderita sakit kepala Covid-19 (virus corona) mungkin mengalami bentuk sakit kepala yang parah, yang bisa membuat sulit berkonsentrasi pada pekerjaan, membuat seseorang pusing.

Rasa sakit kepala yang ekstrim juga bisa menjadi tanda awal serangan virus ke organ vital termasuk sistem saraf. Sementara banyak yang menyamakan sakit kepala Covid-19 mirip dengan migrain.

6. Pria lebih rentan

Terakhir, menurut penelitian, pria memiliki risiko dua kali lebih tinggi mengalami sakit kepala karena Covid-19 daripada wanita. Analisis dari kelompok studi menemukan bahwa pria lebih mungkin melaporkannya sebagai gejala, yang berarti ada banyak perbedaan gender dalam hal gejala virus corona.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro