Bisnis.com, JAKARTA - Di tanah air muncul kabar sejumlah kasus positif covid-19 usai mendapatkan vaksin.
Akhirnya, muncul anggapan jika kasus positif itu karena dampak dari suntik vaksin tersebut.
Namun, vaksinolog Dirga Sakti Rambe menegaskan jika semua jenis vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini termasuk Sinovac, tidak menyebabkan PCR positif.
"Bila PCR positif beberapa saat setelah vaksinasi, berarti ia sebelumnya terpapar virus," ujarnya dalam akun twitter resminya.
Menurutnya, yang diharapkan pascavaksinasi adalah tes antibodi menjadi reaktif. Artinya, kekebalan timbul.
Dirga Rambe menegaskan vaksin Covid-19 tidak mengandung virus hidup. Sehingga, tidak mungkin seseorang terinfeksi atau sakit karena vaksinasi.
"Vaksin ini mengandung virus mati," tegasnya.
Dia memaparkan, vaksin berisi antigen (virus mati) yang disuntikkan ke otot lengan kita, tidak bisa mencapai saluran napas.
Antigen ini akan masuk ke darah, segera ditangkap oleh sel-sel imun untuk kemudian diproses menghasilkan antibodi.
"Kita tahu bahwa tes PCR COVID-19 dilakukan dengan mengusap nasofaring/orofaring (saluran napas). Bukan mendeteksi virus di darah," tutupnya.
Dia juga menambahkan, vaksinasi harus dilakukan bersama dengan 3M agar proteksi optimal.
Program vaksinasi di Indonesia sendiri sudah dimulai sejak 14 Januari 2020 lalu.
Adapun Presiden Jokowi menjadi salah satu yang menjadi orang yang disuntik vaksin.
Program vaksinasi massal sendiri akan berlangsung selama 15 bulan mulai Januari 2021 hingga Maret 2022.
Hingga saat ini, vaksinasi massal menggunakan buatan Sinovac perusahaa asal China.