Bisnis.com, JAKARTA - Terapi plasma konvalesen (TPK) sudah dikenal sejak tahun 1850an. Terapi ini, biasanya diterapkan ketika kejadian luar biasa atau wabah, terutama ketika belum didapatkan terapi yang definitif dan spesifik.
Penggunaannya sedikit menurun, ketika mulai ditemukan obat sulfonamid dan penicillin di sekitar tahun 1935-1941. Tapi ketika mulai ada lagi KLB dan wabah di tahun 2000an, TPK kembali meningkat penggunaannya. Termasuk dalam situasi pandemi covid saat ini.
Menurut Epidemiolog UNS Tonang Dwi Ardyanto, prinsip dasar TPK sendiri adalah memberikan plasma dari orang yang sudah sembuh dari covid-19, kepada pasien yang sedang mengalami sakit karena covid-19.
Sedangkan tujuan mekanisme terapetik TPK ada dua. Pertama dengan memberikan antibodi untuk melawan virus covid dalam tubuh pasien. Kedua, membantu pasien meredakan peradangan hebat (hiperinflamasi response) melalui sitokin, protein dan faktor-faktor anti-inflamasi dalam plasma yang didonorkan.
Berikut penjelasan lengkap dr Tonang terkait terapi plasma konvalesen seperti dikutip dari akun facebooknya: