Petugas kesehatan sedang menyuntikkan vaksin virus corona (Covid-19) kepada seorang warga yang termasuk kelompok berisiko tinggi, Sabtu (2/1/2021)./Antara/HO-Xinhua
Health

Oxford Uji Coba Campurkan Dua Vaksin Virus Corona yang Berbeda

Syaiful Millah
Kamis, 4 Februari 2021 - 10:46
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Inggris sedang mencari sukarelawan untuk uji coba pertama di dunia yang akan menentukan kemanjuran dari memberi orang dua dosis vaksin virus corona yang berbeda.

Dilansir dari The Guardian, Kamis (4/2/2021) uji coba tersebut, yang dijalankan oleh University of Oxford dan didanai oleh gugus tugas vaksin pemerintah, telah digambarkan sebagai upaya yang sangat penting oleh sejumlah pihak.

Dilaporkan bahwa uji coba itu akan merekrut 820 orang di atas usia 50 tahun yang belum mendapatkan vaksin virus corona untuk menerima dosis pertama dari vaksin Oxford-AstraZeneca atau vaksin Pfizer-BioNTech.

Beberapa orang kemudian akan mendapatkan vaksin alternatif lain pada pertemuan kedua dalam interval waktu sekitar 12 minggu. Sementara relawan lainnya akan memperoleh suntikan kedua dengan vaksin yang sama.

Aturan Public Health England tentang vaksinasi telah memberi tahu National Health Services bahwa dalam keadaan luar biasa, jika orang datang untuk dosis kedua dan vaksin yang mereka miliki tidak tersedia makan mereka dapat diberikan vaksin yang berbeda.

Oleh sebab itu, para ilmuwan ingin mengetahui apakah perlindungan dari pencampuran vaksin akan menghasilkan efek yang serupa, lebih kurang atau lebih baik, dibandingkan dengan menggunakan vaksin yang sama secara keseluruhan.

Terlebih dengan pasokan vaksin global yang selalu dipertanyakan ketersediaannya, para peneliti mengatakan informasi yang mereka kumpulkan akan berguna tidak hanya untuk Inggris tapi juga untuk seluruh dunia.

Ada juga kemungkinan bahwa memberikan dua vaksin berbeda secara berturut-turut kepada individu dapat memberikan perlindungan yang lebih besar terhadap varian Covid-19 yang lebih menular seperti yang muncul di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.

Matthew Snape, profesor bidang pediatri dan vaksinologi di University of Oxford mengatakan jika mereka dapat menunjukkan bahwa vaksin dapat digunakan secara bergantian dalam jadwal yang sama, itu akan sangat meningkatkan fleksibilitas pengiriman vaksin dan memberikan perluasan lebih.

Dalam sebuah pengarahan, dia mengatakan ada bukti dari penelitian pada tikus yang menggabungkan vaksin vektor adenovirus seperti vaksin Oxford dan teknologi mRNA seperti vaksin Pfizer, dapat menghasilkan respons yang lebih baik.

Vaksin dari Novavax dan Janssen kemungkinan akan ditambahkan ke dalam percobaan jika disetujui. Dua vaksin ini menargetkan lonjakan protein virus sehingga dipercaya akan memberikan respons imun yang baik. “Tapi kami harus mengujinya terlebih dahulu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro