Kain tradisional
Fashion

Etika Berkain Nusantara di Tengah Modernisasi

Dewi Andriani
Rabu, 10 Maret 2021 - 18:22
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Gencarnya arus budaya asing di era modernisasi teknologi saat ini tengah menjadi tantangan tersendiri bagi keberadaan para pengrajin kain Indonesia.

Bahkan jika tidak dijaga, potensi hilangnya budaya nusantara sebagai warisan leluhur akan benar-benar jadi kenyataan.

Salah satu budaya yang telah turun-temurun diwariskan selama ini adalah penggunaan kain yang biasa dipakai oleh para perempuan Indonesia. Stigma klasik atau tradisional dan kurangnya trend modernisasi menjadi faktor berkurangnya para pemakain kain.

Bahkan bisa dikatakan budaya tersebut sudah hampir tergerus jaman yang tentunya bisa berdampak pada kehidupan ekonomi para pengrajin kain.
Menyikapi permasalahan tersebut, Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) berusaha mengembalikan citra jati diri budaya agar tidak hilang tergerus jaman.

Etika Berkain Nusantara di Tengah Modernisasi

Salah satunya dengan membudaya penggunaan kain yang saat ini mulai ditinggalkan perempuan Indonesia karena dianggap kuno dan tidak modern.
Ketua Umum Komunitas Cinta Berkain Indonesia Sita Hanimastuty mengatakan bahwa komunitas yang dibentuknya bersama para perempuan pecinta kain sejak tujuh tahun lalu itu akan terus berkiprah dan mengambil peran dalam mensosialisasikan budaya berkain nusantara agar dicintai dan disukai kalangan milenial.

Sita menjelaskan kegiatan mereka bukan hanya melestarikan budaya berkain di nusantara melainkan juga memberikan edukasi dalam berbusana agar wanita-wanita Indonesia masih bisa mencerminkan budaya ketimuran yang sudah mulai hilang terkontaminasi budaya impor.

“Di usianya yang ke 7 tahun ini, KCBI menaruh harapan besar, khususnya yang telah berdiri di beberapa kota besar seperti Lombok, Bali, Malang, bandung, Bogor dan lainnya, agar lebih berperan aktif dan kreatif untuk terus-menerus mensosialisasikan program ini, yang tentunya juga memberikan dukungan kepada pemerintah dalam menjaga kesehatan negeri dengan kegiatan positif ditengah pandemi,” ujar Sita.

Menurutnya, KCBI merupakan salah satu pelopor penggiat cinta berkain nusantara yang telah berkiprah bukan hanya di Indonesia melainkan juga di mancanegera seperi Perth Australia dan San Francisco Amerika Serikat.

“Setelah ini kami akan segera membangun di negara-negara Eropa yang berkaitan dengan cinta budaya sesuai Visi Misi KCBI,” tukas Sita.
Senada dengan Sita, Ketua Satu KCBI Dyah Sudiro mengatakan kegiatan yang mereka lakukan juga sebagai bentuk tanggung jawab estetika dan budaya yang harus dijaga bersama-sama perempuan Indonesia lainnya.

“Bahwa kegiatan ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab Estetika dan budaya kita bersama sebagai perempuan Indonesia untuk meneruskan dan meluruskan jati diri budaya bangsa sebagai khasanah kekayaan asli Indonesia,” tuturnya.

Dyah berharap budaya berkain akan terus tertanam dibenak generasi muda milenial pasalnya mereka adalah para penerus budaya Indonesia.

“Budaya berkain harus tetap ditanamkan generasi muda, kaum milenial sebagai pewaris dan penerus. KCBI mengajak para perempuan, wanita Indonesia untuk turut ambil bagian dan berkontribusi dengan menggunakan kain nusantara sebagai wujud rasa cinta produk buatan Indonesia yang pada gilirannya dapat meningkatkan perekonomian para pengrajinnya,” pungkasnya.

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro