Vaksin Oxford dan AstraZeneca
Health

Vaksin Covid-19 AstraZeneca Dilaporkan Tidak Timbulkan Pembekuan Darah

Mia Chitra Dinisari
Jumat, 12 Maret 2021 - 12:24
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan regulator obat-obatan Eropa menyatakan tidak ada indikasi bahwa vaksin Oxford-AstraZeneca Covid-19 terkait dengan peningkatan risiko penggumpalan darah.

Dikatakan jumlah kasus pada orang yang divaksinasi tidak lebih tinggi dari pada populasi umum. Pernyataan itu muncul setelah sejumlah negara, termasuk Denmark dan Norwegia, menangguhkan penggunaan vaksinasi.

Penangguhan tersebut mengikuti laporan bahwa sejumlah kecil orang mengalami pembekuan setelah menerima vaksin.

Ada juga laporan bahwa seorang pria berusia 50 tahun telah meninggal di Italia setelah mengembangkan trombosis vena dalam (DVT) setelah dosis jab.

"Saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksinasi menyebabkan kondisi ini, yang tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin ini," kata European Medicines Agency (EMA), dilansir dari BBC.

"Manfaat vaksin terus melebihi risikonya dan vaksin dapat terus diberikan sementara penyelidikan kasus peristiwa tromboemboli sedang berlangsung," tambahnya.

Dikatakan ada 30 kasus "peristiwa tromboemboli" di antara lima juta orang Eropa yang menerima suntikan itu.

AstraZeneca mengatakan keamanan obat telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis. "Regulator memiliki standar kemanjuran dan keamanan yang jelas dan ketat untuk persetujuan obat baru," kata seorang juru bicara.

Di Inggris, Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) mengatakan tidak ada bukti bahwa vaksin tersebut menyebabkan masalah, dan orang harus tetap pergi dan mendapatkan vaksinasi ketika diminta untuk melakukannya.

"Penggumpalan darah dapat terjadi secara alami dan tidak jarang. Lebih dari 11 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca sekarang telah diberikan di seluruh Inggris," kata Phil Bryan dari MHRA.

Keputusan untuk menghentikan sementara penggunaan suntikan AstraZeneca telah menjadi kemunduran bagi kampanye vaksinasi Eropa yang terhenti, sebagian karena penundaan pengiriman obat.

Namun, ada perkembangan positif pada hari Kamis karena EMA menyetujui vaksin single-shot Johnson & Johnson (J&J). "Vaksin yang lebih aman dan efektif datang ke pasar," Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen tweeted, meskipun beberapa laporan menunjukkan bahwa pengiriman vaksin J&J mungkin tidak akan tiba sampai April.

Pernyataan itu datang pada hari yang sama sebuah penelitian mengungkapkan bahwa vaksin US Novax 96% efektif dalam mencegah strain asli Covid dan 86% efektif melawan strain Inggris. Novavax berharap untuk mengajukan persetujuan di Inggris selama kuartal kedua tahun 2021, lapor kantor berita AFP.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro