Bisnis.com, JAKARTA - Data dari peluncuran vaksin Covid-19 AstraZeneca menunjukkan satu dosis suntikan berhasil menekan risiko kematian akibat penyakit tersebut hingga 80 persen lebih rendah. Temuan ini dirangkum dan dirilis oleh Public Health England (PHE), Senin (10/5/2021).
Dia juga mengatakan perlindungan terhadap kematian dari vaksin Pfizer-BioNTech meningkat dari sekitar 80 persen setelah satu dosis vaksin, menjadi 97 persen setelah dua dosis dalam analisis barunya.
Dilansir oleh Channel News Asia, PHE mengatakan studi itu adalah yang pertama tentang perlindungan terhadap kematian dari vaksin AstraZeneca berdasarkan data dari pengaturan dunia nyata.
Studi ini mengamati kasus gejala baru Covid-19 antara Desember dan April dan orang yang meninggal dalam 28 hari setelah tes positif dengan status vaksinasi.
Orang yang mendapat satu dosis vaksin AstraZeneca dilindungi 55 persen dari kematian, dengan angka perlindungan 44 persen untuk dosis tunggal Pfizer, dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.
"Dikombinasikan dengan tawaran vaksin perlindungan agar tidak menjadi kasus di tempat pertama, ini setara dengan sekitar 80 persen perlindungan terhadap kematian pada individu yang divaksinasi dengan satu dosis dari salah satu vaksin," kata PHE dalam sebuah pernyataan.
Perlindungan terhadap kematian dari vaksin Pfizer-BioNTech meningkat menjadi 69 persen untuk kasus yang mendapat dosis kedua setidaknya seminggu sebelum dites positif. Dikombinasikan dengan perkiraan perlindungan dari tertular Covid-19, ini setara dengan perkiraan perlindungan 97 persen, kata PHE.
Dalam kumpulan data lain, PHE mengatakan bahwa diperkirakan bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech mengurangi risiko rawat inap hingga 93 persen.