Ilustrasi anak suntik vaksin
Health

Vaksin Covid-19 Sinovac untuk Anak, Dosis, Jeda, dan Efek Sampingnya

Ni Luh Anggela
Selasa, 29 Juni 2021 - 16:39
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Di Indonesia, kasus positif Covid-19 pada anak yang berusia 0 hingga 18 tahun mencapai 12,6 persen menurut data covid19.go.id yang berarti 1 dari 8 orang yang tertular Covid-19 adalah anak. Data menunjukkan angka kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun 0,6 persen dan usia 6 hingga 18 tahun 0,6 persen.
 
Anak dapat tertular atau menularkan  virus corona dari dan ke orang dewasa di sekitarnya, seperti orang tua, orang lain yang tinggal serumah, orang yang datang ke rumah, teman atau guru di sekolah pada pembelajaran tatap muka walau tanpa gejala.
 
Hasil uji klinis fase 1 dan 2 vaksin CoronaVac buatan Sinovac pada anak berusia 3 hingga 17 tahun dengan metode randomisasi, buta ganda dan plasebo di Zhuang, China menemukan bahwa dari segi keamanan, pada fase 1 dan 2 setelah 28 hari penyuntikkan ditemukan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) pada 26 hingga 29 persen kelompok subjek, secara statistik tidak berbeda dengan kelompok plasebo 24 persen. KIPI terbanyak berupa nyeri ringan dan sedang pada lokasi penyuntikan yakni 13 persen.
 
KIPI pada kelompok usia 3 hingga 11 tahun terutama demam, sedangkan pada usia 12 hingga 17 tahun terutama nyeri di lokasi suntikan, dan tidak ada laporan demam.
 
Dari segi serokonversi, setelah dosis ke 2 pada fase 1, 100 persen dengan GMT 55-117.4. Pada fase 2, serokonversi 96.8 hingga 100 persen dengan GMT 86.4-142.2. Tidak ditemukan respons antibodi pada kelompok plasebo.
 
Kemudian pemberian vaksin dosis 3 ug, penyuntikkan 2 kali dengan jarak 1 bulan menunjukkan keamanan dan imunogenisitas yang lebih baik.
 
Hasil uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan keamanan dan imunogenisitas yang meyakinkan. Pengalaman selama ini, pemakaian vaksin dengan platform inactivated aman dan efikasinya baik. Ini merupakan hasil evaluasi khasiat dan keamanan Komite Nasional Penilai Obat dari BPOM.
 
Berdasarkan hal ini, tertanggal 28 Juni 2021, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan: Pertama, dapat dilakukan percepatan vaksinasi Covid-19 pada anak menggunakan vaksin Covid-19 inactivated buatan Sinovac, karena sudah tersedia di Indonesia dan sudah ada uji klinis fase 1 dan 2 yang hasilnya aman dan serokonversi tinggi.
 
Kedua, berdasarkan prinsip kehati-hatian sebaiknya imunisasi dimulai bagi anak berusia 12 hingga 17 tahun dengan pertimbangan: jumlah subjek uji klinis memadai, tingginya mobilitas dan kemungkinan berkerumun di luar rumah dan mampu menyatakan keluhan KPI bila ada.
 
Ketiga, dosis 3 ug (0,5 ml), penyuntikan intramuskular di otot deltoid lengan atas, diberikan 2 kali dengan jarak 1 bulan.
 
Keempat, bagi anak berusia 3 hingga 11 tahun, masih menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis dengan jumlah subjek yang memadai.
 
Kelima, kontraindikasi: defisiensi imun primer (penyakit autoimun tidak terkontrol), penyakit Sindrom Guillain Barre, mielitis transversa, acute demyelinating encephalomyelitis, anak kanker yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi, sedang mendapat pengobatan imunosupresan atau sitostatika berat, demam 37,5 derajat Celcius atau lebih, sembuh dari Covid-19 kurang dari 3 bulan, pasca imunisasi lain kurang dari 1 bulan, hamil, hipertensi tidak terkendali, diabetes melitus tidak terkendali serta penyakit-penyakit kronis atau kelainan kongenital tidak terkendali.
 
Keenam, Imunisasi dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan mematuhi panduan imunisasi dalam masa pandemi yang telah disusun oleh Kementerian Kesehatan, IDAI dan organisasi profesi lain.
 
Ketujuh, pelaksanaan imunisasi dapat dimulai setelah mempertimbangkan kesiapan petugas kesehatan, sarana, prasarana dan masyarakat.
 
Kedelapan, imunisasi bersamaan untuk semua penghuni rumah lebih baik.
 
Kesembilan, dilakukan pencatatan vaksinasi secara elektronik diintegrasikan dengan pencatatan vaksinasi orang tua.
 
Dan terakhir, melakukan pemantauan kemungkinan KIPI.
 
Imunisasi untuk anak dengan kanker dalam fase pemeliharaan, penyakit kronis atau autoimun yang terkontrol dapat mengikuti panduan imunisasi umum dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter penanggungjawab pasien sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro