Bisnis.com, JAKARTA - Produsen ivermectin yang berbasis di AS Merck ternyata telah mengeluarkan pernyataan mengenai penggunaan obat ini untuk Covid-19 sejak Februari 2021.
Seperti diketahui, saat ini ramai pro dan kontra penggunaan obat antiparasit ivermectin untuk Covid-19. Sebagian mendesak penggunaannya secara luas demi bisa lepas dari cengkeraman pandemi yang semakin kuat saat ini, sebagian lainnya meminta menunggu hasil uji klinis skala besar untuk memastikan efikasi obat cacing itu dan keselamatan penggunanya.
Dilansir Tempo.co pada Minggu (4/7/2021), pada Februari 2021 perusahaan farmasi yang berbasis di New Jersey, AS ini menyatakan tidak yakin obat cacing yang diproduksinya tersebut bisa digunakan untuk Covid-19.
"Perusahaan tidak yakin data yang ada saat ini mendukung keselamatan dan efikasi ivermectin untuk digunakan mengobati Covid-19," bunyi bagian dari pernyataan Merck pada 4 Februari 2021 di situs web resmi perusahaan.
Merck menambahkan tim peneliti di perusahaan itu terus menguji dengan hati-hati seluruh temuan dan studi yang bermunculan tentang ivermectin sebagai obat Covid-19. Namun yang jelas, analisis perusahaan menyatakan tak ada basis ilmiah untuk potensi efek terapi ivermectin melawan Covid-19 dari studi-studi praklinisnya.
Merck juga mengidentifikasi belum ada bukti yang bermakna untuk aktivitas klinis atau efikasi klinis obatnya itu dalam pasien Covid-19. Terakhir, Merck mencemaskan kurangnya data keselamatan dalam mayoritas studi.
Merck mendapatkan izin edar ivermectin di Amerika Serikat menggunakan merek STROMECTOL. Indikasinya yang sesuai dengan labelnya adalah untuk perawatan strongyloidiasis atau infeksi saluran pencernaan karena infeksi parasit cacing gelang Strongyloides stercoralis dan untuk perawatan onchocerciasis atau river blindness karena infeksi parasit cacing Onchocerca volvulus.
Penggunanya tidak ditujukan kepada ibu hamil. Konsentrasi rendah ivermectin juga, diperingatkan, terekskresi dalam ASI. Pemberian obat ini kepada ibu menyusui harus sudah melalui pertimbangan bahwa menunda pengobatan berisiko lebih besar bagi sang ibu daripada risiko yang mungkin ditanggung bayi.
Selain bagi ibu hamil, tingkat keselamatan dan efektivitas ivermectin untuk pasien anak (bobot badan kurang dari 15 kilogram) juga belum diketahui. Uji klinis ivermectin juga tidak mencakup mereka yang berusia 65 tahun atau lebih.