Para petugas medis bersiap menyambut kedatangan warga negara asing yang hendak disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama di bilik-bilik semipermanen yang didirikan di areal Museum Chaoyang Park, Beijing, China, Selasa (23/3/2021)./Antararn
Health

Benarkah Kombinasi Vaksin Covid-19 Berbeda Bikin Lebih Kebal?

Jessica Gabriela Soehandoko
Jumat, 9 Juli 2021 - 19:11
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -Tenaga medis di Indonesia akan mendapatkan vaksin ketiga dari Moderna, yang menjadi vaksin berbeda dari 2 vaksin sebelumnya yakni Sinovac.

Lantas bagaimana efektivitas vaksin jika dicampurkan dengan jenis yang berbeda?

Ini bukan yang pertama di dunia. Peneliti sudah banyak melakukan penelitian untuk mencocokan dan mencampurkan vaksin Covid-19 dilakukan oleh peneliti.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa mencampur vaksin dapat memicu respon imun yang kuat, namun para ilmuwan masih menginginkan jawaban tentang kemanjuran dunia nyata dan efek samping yang cenderung langka.

Dengan mencampur vaksin Covid-19, muncul sebagai cara untuk tetap memberi orang perlindungan yang dibutuhkan, terutama ketika menghadapi masalah keamanan ataupun persediaan yang tidak terduga.

Sebagian besar vaksin terhadap SARS-CoV-2 harus diberikan dalam dua dosis, tetapi beberapa penelitian sekarang mendukung gagasan bahwa mencampurkan vaksin Oxford–AstraZeneca dan vaksin Pfizer–BioNTech dapat memicu respon imun yang serupa, atau bahkan lebih kuat.

Dari hasil yang diumumkan, menunjukan bahwa kombinasi terkadang mengungguli dua suntikan vaksin yang sama, dan gambaran serupa juga muncul di penelitian Jerman.

Pada bulan Mei, para peneliti di Institut Kesehatan Carlos III di Madrid mengumumkan hasil dari uji coba CombiVacS. Studi ini menemukan respon imun yang kuat pada orang yang diberi vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Pfizer yang berbasis di New York dan perusahaan bioteknologi BioNTech di Mainz, Jerman, yakni 8-12 minggu setelah menerima dosis vaksin Oxford-AstraZeneca. .

Selain itu, Tidak ada perbandingan langsung dengan orang yang menerima dua dosis vaksin yang sama, tetapi peneliti menemukan dalam tes laboratorium, mereka yang menerima vaksin kombinasi menghasilkan 37 kali lebih banyak antibodi penetral SARS-CoV-2 dan 4 kali lebih banyak SARS.

Penelitian lainnya, dari hasil penelitian Saarland University di Homburg di Jerman, menemukan bahwa vaksin campuran lebih baik dalam menimbulkan respons imun daripada dua suntikan Oxford-AstraZeneca, dan atau lebih baik dari dua bidikan Pfizer–BioNTech.

Namun, pada laporan lainnya jika membahas mengenai efek samping, walaupun belum ada uji coba campuran dan pencocokan yang melaporkan efek samping yang parah, dari studi Com-COV menyatakan bahwa pencampuran vaksin menimbulkan lebih banyak efek samping daripada pemberian dua dosis vaksin yang sama. Namun dari studi studi Charité dan Saarland atau CombiVacS, menyatakan bahwa efek sampingnya tidak lebih buruk daripada dua suntikan vaksin yang sama.

Dari berbagai hal mengenai efek samping yang langka, para peneliti merekomendasikan agar orang tetap berpegang pada dua suntikan standar dari satu vaksin untuk saat ini.

Menurut Fiona Russell, seorang peneliti vaksin di Murdoch Children’s Research Institute di Melbourne, Australia mengatakan bahwa memiliki data hasil uji coba mix-and-match adalah baik, terutama untuk kesiapan ke kombinasi yang lebih protektif.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro