Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech telah menyepakati kerja sama mengenai pengadaan vaksin Pfizer sebanyak 50 juta dosis di Indonesia.
Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Pfizer. Karena itu, masyarakat perlu mengetahui efek samping dari vaksin Pfizer untuk mencegah kepanikan yang mungkin terjadi.
Melansir dari abc.net.au, survei yang dilakukan terhadap 314.192 orang yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer menemukan bahwa 57,5 persen responden mengalami efek samping dalam tiga hari setelah suntikan dosis kedua.
Gejala yang paling umum terjadi adalah kelelahan, nyeri di lengan yang disuntik, dan sakit kepala. Sekitar 22 persen melaporkan bahwa mereka yang telah disuntik bahkan dapat melewatkan pekerja, belajar, atau aktivitas rutin selama satu hari.
Efek samping yang kurang umum terjadi meliputi gatal dan kemerahan di tempat duntikan, pembesaran kelenjar getah bening, kurang enak badan, dan mengalami insomnia.
Hal tersebut juga dapat terjadi setelah mendapat vaksin Astrazeneca, namun cenderung muncul pada waktu yang berbeda.
“Terkadang hal itu terjadi setelah dosis pertama AstraZeneca, sedangkan dengan Pfizer tampaknya lebih sering terjadi setelah dosis kedua,” kata Dr. Kylie, Ahli Vaksn di RMIT University seperti dikutip dari abc.net.au, Jumat (16/7/2021).
Selain itu, ada sebuah laporan mengenai efek samping yang sangat jarang tejadi yakni adanya peradangan jantung (miokarditis) atau radang selaput jantung (pericarditis) setelah mendapat dosis kedua vaksin Pfizer. Namun, masih belum diketahui penyebabnya.
Meskipun mengalami efek samping yang seperti disebutkan sebelumnya, seseorang tetap sangat dianjurkan untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Mereka akan melatih tubuh seseorang untuk melakukan virus.
Sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini terhadap lebih dari 600.000 orang di Inggris yang telah menerima satu atau dua suntikan Pfizer atau dosis pertama AstraZeneca. Peneliti menemukan bahwa orang yang lebih muda, wanita, dan mereka yang sebelumnya menderita Covid-19 lebih mungkin mengalami efek samping.
“Orang yang lebih muda cenderung bereaksi lebih kuat karena sistem kekebalan mereka siap untuk menanggapi setiap potensi pengenalan vaksin atau bug itu sendiri dibandingkan dengan orang yang lebih tua," kata Dr Cheng, Seorang Ahli Informatika Klinis dan Dokter Anak Spesialisasi Imunisasi.