Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk mencegah infeksi Covid-19 yang lebih serius./Istimewa
Health

Perbandingan Vaksin Pfizer, Sinovac, Moderna, dan AstraZeneca

Rika Anggraeni
Jumat, 16 Juli 2021 - 14:19
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih terus berlangsung hingga saat ini. Vaksinasi bertujuan untuk menekan laju penyebaran Covid-19 sehingga tercapainya herd immunity.

Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Kamis (15/7/2021), sebanyak 718.716 dosis vaksin untuk dosis pertama dan 198.545 dosis vaksin untuk vaksinasi kedua.

Dengan demikian, akumulasi pemberian vaksinasi di Indonesia sudah sebanyak 39.628.149 dosis vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke penerima dosis pertama dan 15.810.099 dosis untuk vaksinasi kedua.

Awalnya, Indonesia hanya mempunyai satu jenis vaksin yang digunakan, yaitu Sinovac. Namun, pendistribusian vaksin terus dilakukan dan hingga saat ini Indonesia telah mempunyai lima jenis vaksin yang berbeda.

Berikut Bisnis.com himpun perbandingan vaksin Pfizer, Sinovac, Moderna, dan AstraZeneca

1. Pfizer

Berdasarkan uji klinis pada kelompok usia 16 tahun ke atas, vaksin Pfizer dan BioNTech memiliki efikasi sebesar 95,5 persen. Sedangkan pada usia 12-15 tahun sebesar 100 persen.

Vaksin ini bisa diberikan pada anak-anak usia 12 tahun ke atas, dengan pemberian dosis 0,3 ml dua kali penyuntikkan dalam rentang waktu tiga minggu. 

Adapun efek samping yang paling sering timbul di antaranya nyeri di bagian suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan demam.

2. Sinovac

Bahan dasar vaksin Sinovac adalah virus SARS-CoV-2 yang sudah tidak aktif atau inaktivasi. Untuk penyimpanan, vaksin ini dapat disimpan di lemari pendingin biasa antara 2-8 derajat Celcius. Penerima vaksin Sinovac harus mendapatkan dua vaksin dengan jeda 14-21 hari setelah disuntikkan dosis pertama.

Sementara efikasi vaksin Sinovac yang diuji di Indonesia sebesar 65,3 persen. Angka ini memiliki patokan di atas 50 persen yang sudah ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Adapun efek samping yang didapatkan umumnya hanya mengalami nyeri, mengantuk, dan lapar. Ada pula beberapa kasus yang melaporkan mengalami mual, diare, dan lemah usai divaksin. Meski demikian, kebanyakan kasus tersebut bisa sembuh sendiri dalam satu sampai Dua hari setelah vaksinasi.

3. Moderna

Vaksin Moderna memiliki efikasi tinggi yang sudah terbukti cukup ampuh digunakan di Amerika Serikat. Berdasarkan uji klinis pada usia 18 tahun ke atas, Moderna memiliki 94,1 efektif m

Vaksin ini menggunakan metode messenger RNA (mRNA) yang berisi instruksi genetik untuk membuat protein lonjakan SARS-CoV-2 yang ditemukan di permukaan virus penyebab Covid-19.

Sementara kemungkinan efek samping yang ditimbulkan adalah di bagian suntikan merasakan sakit, kemerahan, dan pembengkakan. Adapun di seluruh tubuh, penerima mengalami kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, panas dingin, demam, dan mual.

4. AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca dikembangkan di Inggris oleh University of Oxford. Vaksin ini dibuat dengan teknologi tradisional, yaitu menggunakan platform adenovirus.

Untuk penyimpanan, vaksin AstraZeneca dapat disimpan di lemari pendingin biasa antara 2-8 derajat Celcius. Penerima vaksin ini harus diberi jeda 28 hari dari dosis pertama dan kedua.

AstraZeneca memiliki efikasi sebesar 62,11 persen dan sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan vaksin ini umumnya penerima mengalami kasus pembekuan darah.

Selain itu, penerima vaksin AstraZeneca hanya mengalami inflamasi, demam, sakit di bagian disuntik, dan mual.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro