Bisnis.com, JAKARTA — Muncul dan penyebaran Covid-19 telah membawa tantangan besar bagi sistem kesehatan di dunia.
Pandemi membuat sumber daya rumah sakit untuk donasi serta transplantasi organ dan jaringan ditunda.
Dilansir dari indianexpress, Jumat (20/8/2021) Dr Avnish Seth, Direktur Utama, Ilmu Gastroenterologi dan Hepatobiliary, Direktur, Transplantasi Hepatologi dan Fortis Organ Retrieval & Transplant (FORT) mengatakan
transplantasi organ seringkali merupakan kesempatan terakhir untuk bertahan hidup. Dan dan organ yang cocok sulit didapat.
“Donor dan transplantasi jantung, paru-paru, ginjal, hati, pankreas juga usus kecil telah terpukul karena pandemi," ujarnya.
Pada tahun 2019, lebih dari 800 donor organ dari orang yang meninggal telah menyelamatkan nyawa ratusan pasien. Pada 2021, donasi organ meninggal telah menurun 50-80 persen di seluruh dunia dan negara kita juga terkena dampaknya.
Dr Avnishv mengungkapkan bahwa menunggu organ yang disumbangkan bisa sangat menyiksa. Beberapa pasien bisa menunggu berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Dan beberapa yang lain bertahan hidup untuk menemukan kecocokan organ, dan pandemi virus Covid-19 telah membuat penantian semakin intens.
Pembatasan perjalanan lintas negara bagian telah sangat mempengaruhi pergerakan organ yang telah meninggal untuk ditransplantasikan ke organ yang paling membutuhkannya.
Ribuan orang terus menunggu panggilan telepon ajaib yang memberi tahu mereka bahwa sebuah organ telah diberikan kepada mereka, penantian itu mungkin menjadi sangat lama.
Baik pasien transplantasi dan pendonor organ yang telah meninggal harus dites negatif untuk Covid-19. Itu sebuah langkah yang menunda prosedur, tetapi tindakan itu dianggap sebagai tindakan pencegahan kritis.
Lebih lanjut Dr Avnishv mengatakan ada kekhawatiran bahwa penerima transplantasi organ yang sedang menjalani pengobatan mengurangi kekebalan tubuh. Meraka mungkin lebih rentan terhadap infeksi Covid-19 atau memiliki perjalanan penyakit yang lebih parah.
Namun, sekarang telah ditunjukkan bahwa penggunaan sebagian besar obat-obatan akan aman dan sebenarnya dapat mencegah gejala parah dengan menghalangi badai sitokin.
"Tidak mengherankan bahwa itu menimbulkan kekhawatiran pada awalnya. Namun aktivitas transplantasi kini telah dilanjutkan di negara ini karena jalur bebas Covid-19 telah ditetapkan alias dilonggarkannya pembatasan negara,” tutupnya.