Singkong/Antara
Health

Mengandung Merkuri Hingga Sianida, Ini 8 Makanan Paling Berbahaya di Bumi

Ni Luh Anggela
Selasa, 7 September 2021 - 18:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Manusia sering kali menggoda takdir dengan banyak cara. Mulai dari bungee jumping, sky diving, hingga berenang bersama hiu. Aktivitas ini tentu sudah memiliki standar keamanannya sendiri, namun Anda tetap perlu waspada karena Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan menimpa Anda saat melakukan hal-hal tadi.
 
Tidak hanya aktivitas ekstrem saja, faktanya beberapa makanan yang dapat dikonsumi ini dapat membahayakan nyawa Anda, hingga dapat berujung pada kematian.
 
Meski tampaknya biasa saja, berikut delapan makanan paling berbahaya di bumi beserta alasan mengapa mereka berbahaya, melansir Active Beat, Selasa (7/9/2021).
 
1. Sannakji

Sannakji adalah hidangan tradisional asal Korea Selatan yang terbuat dari bayi gurita mentah yang dimakan langsung. Mungkin terdengar biasa saja sampai Anda mempertimbangkan bahwa masing-masing tentakel yang menggeliat dilapisi dengan cangkir hisap mini yang dapat menempel erat saat Anda tersedak—dalam perjalanan dari mulut ke sistem pencernaan—kecuali jika Anda mengunyahnya dengan saksama.
 
2. Kacang mete mentah

Anda perlu waspada terhadap kacang mete mentah yang belum diolah dengan baik. Pasalnya, kacang mete mentah mengandung bahan kimia yang disebut urushiol, yang menyebabkan poison ivy atau poison oak, menimbulkan rasa gatal, ruam, dan tidak nyaman. Ini juga dapat berakibat fatal jika dikonsumi dalam jumlah yang banyak.
 
3. Kerang darah

Kerang darah adalah makanan lezat yang relatif langka, namun moluska bivalvia ini berada di lingkungan laut dengan tingkat oksigen yang sangat rendah. Ini berarti mereka menyaring bersama dengan air dan nutrisi, virus dan bakteri tingkat tinggi seperti disentri, hepatitis A, dan tipus  yang bila tertelan dapat menyebabkan wabah dan penyakit ekstrem pada manusia.
 
4. Singkong

Meskipun umbi yang berasal dari Amerika Selatan ini mungkin terasa lezat, jika Anda berani memakan daun dan akar mentah, Anda akan berakhir dengan kasus keracunan sianida yang mematikan. Ini karena enzim yang disebut linamarase, yang ketika dipancarkan, mengubah sayuran tropis menjadi zat yang mematikan.
 
5. Pala

Rempah-rempah asli Indonesia tepatnya dari kepulauan Banda ini pernah digunakan sebagai psychedelic trip (mirip dengan LSD). Tetapi, terlalu banyak efek halusinogen biji pohon (0,2 ons atau lebih) dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang parah, mual, muntah, dan diare eksplosif, serta kejang-kejang yang berbahaya, aritmia jantung, kejang, dan “psikosis pala”. Ini juga dapat menyebabkan pikiran untuk bunuh diri, hanya dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah dikonsumsi.
 
6. Tuna

Sekaleng atau filet tuna Pasifik mungkin tidak akan membahayakan orang kebanyakan, tetapi kita semua sadar akan bahaya merkuri yang terkait dengan ikan tersebut. Faktanya, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan anak-anak dan ibu hamil untuk tidak mengonsumsinya karena kadar merkuri yang tinggi dapat menyebabkan kelainan bentuk, gangguan perkembangan otak, hingga kematian. Sementara itu, masyarakat umum harus membatasi asupan sekali sebulan pada tuna Pasifik, karena ikan yang tercemar merkuri dapat diserap oleh ginjal, berjalan ke otak dan menyebabkan kegilaan akibat merkuri.
 
Jika Anda ingin mengonsumsi tuna, disarankan untuk membeli tuna yang telah diuji kadar merkurinya.
 
7. Fugu

Ikan yang juga dikenal sebagai ikan buntal ini dapat melumpuhkan dan berakibat fatal bagi manusia jika tidak disajikan dengan hati-hati. Koki harus menghilangkan semua jejak organ internal sepenuhnya untuk membersihkan ikan dari tetrodotoxin yang mematikan, zat yang 1.200 kali lebih fatal daripada sianida.
 
8. Hákarl

Makanan ini mungkin asing di telinga orang Indonesia. Hákarl merupakan makanan yang berasal dari hiu Greenland yang telah difermentasikan dan diproses selama enam bulan. Mengapa sangat lama? Spesies hiu ini tidak memiliki saluran kemih dan itu berarti semua limbah beracun dan bahan kimia tetap tertanam di dalam daging hiu. Oleh karena itu, harus melalui proses yang lama agar aman untuk dikonsumsi.

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro