Bisnis.com, JAKARTA – Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh sehingga menghancurkan jaringan tubuh. Di seluruh dunia, kanker masih menjadi salah satu penyakit mematikan. Kanker juga dapat menyerang bagian tubuh manapun tanpa terkecuali, salah satunya adalah usus.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kanker usus besar, berikut fakta dan mitos seputar kanker usus besar yang perlu Anda ketahui:
· Kanker usus terjadi tanpa gejala untuk stadium 1 dan stadium 2
Fakta.
“Umumnya, kalau bentuknya masih berupa polip walaupun sudah ada kanker di situ, bisa saja tanpa gejala,” kata Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, akademisi dan praktisi klinis FKUI/RSCM dalam wawancaranya di program Hidup Sehat yang ditayangkan di TV One pada Senin (4/10/2021).
“Tapi bisa juga dibalik. Artinya begini. Kalau kebetulan memang bentuknya polip (awalnya polip yang besar) kemudian BAB nya keras, dia sempat ada perdarahan, di situ kita lakukan kolonoskopi bisa saja polip nya sudah kelihatan tuh, nah itu bisa kita angkat.” jelasnya.
Inilah yang perlu diwaspadai bahwa penyakit ini memang dapat terjadi tanpa gejala. Gejalanya pun tumpang tindih. Karena itu, dr. Ari mengingatkan untuk tidak menyepelekan susah buang air besar dan buang air besar yang disertai darah.
· Sering kembung adalah gejala kanker usus
Mitos.
dr. Ari menjelaskan, keluhan kembung biasanya berhubungan dengan masalah saluran cerna atas.
“Tapi begini, sebenarnya pada pasien-pasien yang memang kanker ususnya sudah sampai menyumbat, akhirnya juga dapat menimbulkan kembung. ” katanya.
Karena sejatinya, dr Ari menambahkan, usus memiliki batas, sehingga apabila tumor di dalam usus semakin besar, tumor dapat menyumbat usus dan menyebabkan kembung. Namun secara umum, kembung bukanlah gejala dari kanker usus.
· Sakit di area panggul hingga pinggang juga merupakan salah satu gejala dari kanker usus
Mitos.
Tetapi, dr Ari mengatakan apabila nyeri di area perut kanan atau kiri, ini bisa menjadi gejala.
“Saya selalu bertanya kepada pasien, sakitnya itu apakah di atas pusar atau di bawah pusar? Kalau di bawah pusar, kemungkinan salah satunya karena adanya tumor di usus kita,” katanya.
Selain itu, sangat penting untuk mengetahui penyebab dan faktor risiko kanker usus, seperti usia di atas 60 tahun, faktor genetik, memiliki riwayat polip sebelumnya, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol, obesitas dan kurang makan sayur.
· Apabila kita sudah terdiagnosis kanker usus, sebaiknya kita tidak melakukan pengobatan alternatif karena bisa memperburuk keadaan
Fakta.
Saat seseorang terdiagnosis kanker, kanker menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat. Sehingga apabila tidak ditangani dengan tepat, dapat memperburuk kondisi pasien, hingga berujung pada kematian.
“Kalau kanker ini stadiumnya masih 1 dan 2, dan dilakukan operasi, kita bilang survival rate untuk 5 tahun ke depan itu 92 persen. Tapi ketika kita menemukan kasus itu pada kesempatan pertama tau-tau sudah menyebar di hati, berarti itu sudah stadium 4 atau di sekitar kelenjar getah bening itu stadium 3, makan survival rate untuk 5 tahun hidupnya itu hanya sekitar 12 persen” katanya.
Oleh karena itu, dr Ari sangat menganjurkan untuk tidak melakukan pengobatan alternatif.
Penyakit kanker usus adalah suatu penyakit yang dapat dicegah. dr Ari mengatakan, Anda dapat mencegahnya dengan menerapkan gaya hidup yang sehat seperti tidak merokok dan tidak minum alkohol, mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, mengurangi makan-makanan tinggi lemak, mengontrol berat badan dan yang terpenting adalah tetap beraktivitas.
“Apabila memang ada keluhan-keluhan, segera berobat ke dokter, dan bila kita memiliki orang tua dengan riwayat kanker usus besar, biasanya di atas usia 50 tahun dianjurkan untuk melakukan skrining dengan kolonoskopi untuk dipastikan apakah kita aman dari kanker atau tidak,” tutupnya.