Anak belajar di rumah
Health

Teknologi Tak dapat Gantikan Peran Guru dalam Mendidik

Ayyubi Kholid Saifullah
Selasa, 19 Oktober 2021 - 21:06
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu tokoh dunia Nelson Mandela mengatakan bahwa Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan Pendidikan, Anda dapat mengubah dunia.

Di masa pandemi, pola pendidikan menjadi berubah 180 derajat dimana semuanya dilakukan via online. Tapi, perubahan itu dinilai tidak bisa menggantikan peran pendidik dengan teknologi.

Muhammad Nabil Satria Co-founder LatihID mengatakan bahwa pada kenyataannya, mesin tidak dapat sepenuhnya menggantikan pendidik manusia. Hal ini dikarenakan dalam masyarakat ini, kita masih membutuhkan pendidik manusia untuk mengajar siswa tentang begitu banyak aspek dalam hal pendidikan. Meskipun mesin merupakan alat penting yang membantu siswa dan pendidik untuk mengakses pendidikan, tetapi tidak dapat disangkal bahwa mesin kurang memiliki kreativitas dan emosi yang memegang peran penting untuk memenuhi pendidikan yang layak.

“Saya percaya bahwa teknologi tidak dapat menggantikan seorang guru. Teknologi adalah alat untuk membantu seorang guru. Oleh karena itu, teknologi dapat membantu proses belajar tetapi tentu saja tidak dapat menggantikan peranan seorang guru.” ujar Muhammad Nabil Satria dalam Acara EdHeroes Forum Asia: Indonesia Chapter.

Adapun Founder and CEO Global Moonshots in Education, Esther “WOJ” Wojcicki, menyatakan cara pandang guru di era digital ini pun perlu diubah.

"Kita perlu mengubah mindset guru dan cara kita mengajar anak-anak. Kita perlu bergerak mengikuti mereka demi mendampingi mereka. Anda tak perlu menjadi super pintar, tapi anda hanya perlu memotivasi mereka. Motivasi adalah kunci untuk belajar apapun," ungkapnya.

Hal itu diamini oleh Esther “WOJ” Wojcicki sebagai Co-Founder and Education Chief for WOJ Innovation & Technology serta Founder and CEO Global Moonshots in Education yang mengatakan kita perlu mengubah pola pikir guru, mulai dari cara mengajar dan cara mendidik anak.

"Kita harus beralih dari cara mengajar dimana guru selalu berbicara setiap waktu menjadi guru yang memfasilitasi. Anda tidak perlu menjadi pintar, Anda hanya perlu memiliki motivasi, karena motivasi adalah kunci untuk belajar tentang segala hal.“ ungkapnya.

Sementara itu, terkait pendidikan bagi seorang wanita. Untuk mencapai kesetaraan gender, termasuk mengurangi terjadinya kekerasan berbasis gender dan pelecehan seksual, diperlukan pendidikan untuk memberikan kesadaran kepada smua perempuan bahwa perempuan bisa mendapatkan kesempatan yang lebih besar dalam hal karir dan juga membuka perspektif yang lebih terbuka.

Perempuan tidak lagi hanya berperan dalam urusan rumah tangga, perempuan masa kini terus berjuang dan pada gilirannya berhak memberikan kesempatan pada posisi tanggung jawab seperti laki-laki pada umumya. Pendidikan tinggi dan karir yang sukses tidak hanya untuk laki-laki, perempuan juga layak untuk dikembangkan moral dan karakternya melalui pedidikan.

“Perempuan yang berpendidikan tinggi dapat menyelam ke dalam keluarga atau komunitas mereka sendiri, dan di mana (mereka) dapat membangun kesadaran ini dan mereka juga dapat mengambil bagian dalam mengubah sistem ke versi yang lebih baik dan lebih mendukung terhadap wanita dengan menjadi pembuat kebijakan atau seseorang yang berjuang untuk kebenaran, sehingga pilihannya tidak terbatas.” kata Arimbi Yogaswara selaku Southeast Asia Lead, Girl Up, United Nations Foundation.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro