Bisnis.com, JAKARTA – Setelah penerima vaksin Pfizer, J&J, dan Moderna dapat melakukan suntik booster, Pemerintah Indonesia kian giat dalam mengkaji booster untuk jenis vaksin lainnya yang ditargetkan pada 2022.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemerintah sedang mengkaji jenis pemberian vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) untuk kebutuhan 2022.
Budi menjelaskan, ada kemungkinan jenis vaksin Covid-19 yang telah disuntikan ke masyarakat bisa dicampur dengan merek lain. Hal itu contohnya untuk penerima Sinovac dapat menerima vaksin AstraZeneca. Pengkajian ini tengah dibahas oleh para ahli di Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Sementara itu, Indonesia kini tengah melakukan suntik booster bagi orang dengan defisiensi imun dan kelompok masyarakat dengan risiko tinggi terpapar.
Budi mengatakan kelompok masyarakat yang berisiko tinggi adalah tenaga kesehatan dan lanjut usia (lansia) yang saat ini sudah berjalan. Sedangkan masyarakat yang masuk ke dalam kategori terganggu imunitasnya adalah masyarakat yang terkena HIV dan kanker.
Masyarakat tidak perlu panik dan terburu-buru untuk mendapatkan booster ini. WHO menyarankan dosis tambahan hanya kalau tubuh tidak merespons sesuai dengan seharusnya, atau karena kekebalan mulai berkurang seiring waktu berjalan.
Menkes sempat merencanakan pemberian booster secara berbayar di tahun depan, kecuali masyarakat yang terdaftar sebagai anggota penerima bantuan iuran (PBI) dan akan mendapatkan satu kali vaksin booster.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua