Bisnis.com, SOLO - Operasi kembar siam dempet yang dilakukan oleh Dokter Padmosantjojo kembali menghebohkan masyarakat.
Sebelumnya, Dokter Padmo sempat membuat heboh masyarakat Indonesia karena berhasil melakukan operasi kembar siam dempet kepala pada dua bayi perempuan.
Kisahnya tersebut kemudian diceritakan ulang oleh akun Twitter @FYUdiWibowo4 pada Kamis (28/10/2021).
Keberhasilan Dokter Padmo melakukan operasi tersebut pun disebut sebagai tekadnya untuk 'melawan' takdir.
Netizen pun membanjiri komentar dengan mengatakan bahwa Dokter Padmo adalah seorang malaikat sekaligus orang yang sangat cerdas.
"Banyak orang meragukan daya hidup kembar siam pasca operasi, paling banter cuma bertahan satu atau dua tahun, tapi Profesor Padmosantjojo, dokter ahli bedah saraf, bertekad untuk "melawan" takdir itu," tulis akun @FYudiWibowo4.
Akun tersebut kemudian menceritakan bagaimana proses operasi dempet bayi kembar tersebut.
"merancang takdirnya sendiri. Tidak kurang dari 40 dokter yang terlibat dalam operasi paling rumit dalam sejarah kedokteran Indonesia ini. Sebuah operasi saraf dempet kepala vertikal (kraniopagus), yang direncanakan selesai di atas 10 jam!"
Saat operasi, tim spesialis yang dipimpin langsung oleh Dokter Padmo, harus memisahkan selaput otak (duramater) dan membelah pembuluh darah vena (sinus sagitalis) di otak menjadi dua bagian untuk kedua bayi tersebut.
"Jelas ini rumit dan butuh tingkat presisi tinggi. Kesalahan sedikit saja akan berakibat fatal. Pemisahan itu "seperti membelah uang kertas tanpa merusak gambar pada masing-masing sisinya," ujar Padmo,"
Kisah operasi pemisahan bayi dempet kepala tersebut bermula saat Hartini melahirkan bayi kembar bernama Prestian Yuliana dan Prestian Yuliani pada 31 Juli 1987.
Keduanya lahir di Rumah Sakit Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Setelah mengetahui kedua putrinya dempet kepala, Hartini dan suaminya, Tularji, yang berprofesi sebagai buruh dan tukang, nyaris pingsan.
Orang tua dari bayi dempet kepala itu pun hanya bisa pasrah menyerahkan operasi kepada rumah sakit.
"Karena tak tersedia peralatan kedokteran yang memadai, kembar itu diboyong ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta," lanjut cerita dari akun @FYudiWibowo4.
Operasi pun digelar dengan hasil sukses, hingga akhirnya Dokter Padmo menjadi malaikat tak bersayap bagi kedua bayi.
Setelah itu, kedua bayi tersebut dititipkan di sebuah ruangan khusus milik Departeman Sosial.
"Setiap hari dokter Padmo mengontrol kebutuhan nutrisi mereka. Selama di Jakarta seluruh biaya ditanggung oleh dokter berambut gondrong tersebut, termasuk menyediakan penginapan bagi kedua orang tuanya,"
Merasa kedua bayinya adalah kesuksesan besarnya, Dokter Padmo pun bertekad untuk 'mengopeni' (merawat) Yuliana dan Yuliani.
Pasca operasi bertahun-tahun lamanya, kedua kembar asal Riau hidup sehat dan normal.
Mereka berprestasi di sekolahnya. Setiap kenaikan kelas dan hasil ujian selalu mereka melaporkan kepada Padmo, yang mereka panggil Pak De.
Dokter Padmo sendiri adalah malaikat bagi mereka, karena tak hanya menyelamatkan nyawanya, namun juga orang yang membiayai kebutuhan sekolah mereka.
Yuliana kini doktor ilmu nutrisi dan teknologi pakan lulusan IPB Bogor. Sementara Yuliani lulus sebagai dokter dengan cum laude (IPK. 4.0) dari fakultas kedokteran Universitas Andalas, Padang.
Yuliani Sekarang bekerja di sebuah puskesmas di kota Padang.
BALADA SEBUAH MASTERPIECE
— F. Yudi Wibowo (@FYudiWibowo4) October 28, 2021
Banyak orang meragukan daya hidup kembar siam pasca operasi, paling banter cuma bertahan satu atau dua tahun, tapi Profesor Padmosantjojo, dokter ahli bedah saraf, bertekad untuk "melawan" takdir itu.
Hari itu, 21 Oktober 1987, dokter Padmo tengah pic.twitter.com/V6d9afu27d