Bisnis.com, JAKARTA – Virus SARS-CoV-2 atau virus Corona terus bermutasi. Setelah Delta yang menimbulkan gelombang kedua di berbagai negara, kini penduduk dunia menghadapi varian Covid-19 AY.4.2.
Frekuensi varian Covid-19 AY.4.2 saat ini penyebarannya kurang dari 0,1 persen dari semua Variant of Interest (VOI) dan Variant of Concern (VOC).
Konsorsium Genomics SARS-CoV-2 India (INSACOG) menilai varian Covid-19 AY.4.2 terlalu rendah untuk menjadi perhatian saat ini. INSACOG merupakan sebuah konsorsium dari 28 laboratorium nasional, didirikan pada Desember 2020 untuk memantau variasi genom pada SARS-CoV-2.
INSACOG menilai efektivitas vaksin Covid-19 tampaknya tidak berbeda untuk AY.4.2 jika dibandingkan dengan varian Delta lainnya.
"Saat ini tidak ada dasar biologis untuk peningkatan penularan varian Covid-19 AY.4.2, seperti yang dinilai secara epidemiologis. Pengujian sedang berlangsung," kata INSACOG seperti dilansir dari The Hindu, Rabu (10/11/2021).
INSACOG mencatat bahwa Covid-19 varian Delta (B.1.617.2 dan AY.x) terus menjadi varian yang menjadi perhatian (VOC) di India. Selain itu, tidak ada VOI atau VOC yang dicatat beredar di India.
Varian Delta, yang pertama kali ditemukan di India pada Oktober tahun lalu, menyebabkan pandemi gelombang kedua yang menghancurkan negara itu, dan mencapai puncaknya pada April dan Mei 2021.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua