Ilustrasi Covid-19 varian Omicron/DW.com
Health

Fakta-fakta Varian Omicron: Mutasi, Rekombinasi, Masa Depan Vaksin Covid-19

Tresia
Selasa, 7 Desember 2021 - 11:32
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) melaporkan varian Omicron (B.1.1.529) telah terdeteksi di sekitar 38 negara, tanpa adanya kasus kematian hingga saat ini.

Saat ini, ada lima varian yang menjadi perhatian yaitu, Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1), Delta (B.1.617.2) dan yang terbaru Omicron (B.1.1 .529).

Varian Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan. Menurut WHO, varian yang "sangat bermutasi" telah menyebar ke beberapa negara dalam rentang waktu yang begitu singkat.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa varian baru ini bisa sangat ganas dan menular. Meski demikian, WHO menerangkan bahwa perlu waktu berminggu-minggu untuk menentukan seberapa menular varian Omicron.

Mengingat varian baru yang muncul, termasuk Delta, yang mendorong gelombang Covid-19 kedua di berbagai negara di dunia, para ahli di seluruh dunia telah menyarankan bahwa pelonggaran aturan dapat mendorong penyebaran varian Omicron. 

MUTASI VIRUS

Dokter Penyakit Menular, Rumah Sakit Fortis Bannerghatta Jalan, Bangalore Pruthu Narendra Dhekane mengatakan beberapa virus organisme lain di dunia ini seperti bakteri, parasit, jamur, dan semua organisme hidup berubah seiring berjalannya waktu atau berevolusi.

"Perubahan terjadi sebagai bentuk kelangsungan hidup dan berkembang biak lebih baik di lingkungan. Sama seperti virus lainnya, SARs-COV-2 pasti akan bermutasi dan berubah dengan cepat," ujarnya seperti dikutip dari Times of India, Selasa (7/12/2021).

Dia mengungkapkan ketika perubahan struktur molekul tidak terlalu besar, itu disebut varian. Namun, jika perubahan yang sangat besar yang mengarah ke struktur virus yang berbeda secara signifikan hal itu disebut mutasi.

Omicron merupakan varian baru yang saat menjadi perhatian, diklaim memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan itu sendiri, membuatnya menonjol dari jenis virus corona sebelumnya.

Mempertimbangkan lonjakan cepat dalam jumlah kasus COVID-19, para ahli percaya bahwa varian Omicron mungkin sebenarnya menghindari kekebalan yang diinduksi vaksin, bisa lebih berkembang dan mungkin lebih menular.

WHO mengatakan, berdasarkan bukti yang disajikan yang menunjukkan perubahan yang merugikan dalam epidemiologi Covid-19. WHO telah menetapkan B.1.1.529 sebagai varian perhatian (variant of concern), bernama Omicron. Jika gelombang besar lain Covid-19 terjadi didorong oleh Omicron, konsekuensinya mungkin parah.

Sementara tidak ada kasus rawat inap dan kematian terkait dengan varian Omicron baru, diskusi seputar apakah varian tersebut lebih parah daripada strain Delta sedang berlangsung.

Saat ini, banyak yang akan setuju bahwa kemunculan varian baru bukanlah hal yang mengejutkan, karena virus dimaksudkan untuk bermutasi. Sejak awal COVID-19, virus SARs-COV-2 hanya berevolusi, bermutasi menjadi jenis yang lebih parah.

Pruthu menuturkan virus tidak akan pernah berhenti bermutasi dan varian baru akan terus muncul, para ahli percaya hal besar berikutnya bisa menjadi 'super strain' hibrida yang lebih kuat.

"Ini bisa berarti varian super yang bisa menjadi produk sampingan dari Delta dan Omicron dan lebih berkembang dalam menginfeksi orang dan membuat mereka lebih sakit. Fenomena ini disebut rekombinasi virus," imbuhnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro