Bisnis.com, JAKARTA - CEO Pfizer Inc mengatakan bahwa dosis keempat vaksin virus corona mungkin diperlukan untuk perlindungan yang lebih baik terhadap varian omicron, karena penelitian awal menunjukkan bahwa vaksin itu dapat merusak perlindungan antibodi dengan dua dosis.
Albert Bourla mengatakan perusahaan sedang menunggu untuk melihat data dunia nyata untuk menentukan apakah dosis tambahan akan diperlukan khusus untuk omicron.
“Ketika kami melihat data dunia nyata, [kami] akan menentukan apakah omicron tercakup dengan baik oleh dosis ketiga dan untuk berapa lama. Dan poin kedua, saya pikir kita akan membutuhkan dosis keempat, ”kata Bourla dilansir dari The Independent.
Melansir CNBC, Pfizer dan BioNTech merilis hasil studi pendahuluan, yang menunjukan suntikan ketiga efektif melawan varian Omicron, sedangkan seri vaksinasi dua dosis awal turun secara signifikan dalam kemampuannya untuk melindungi dari strain baru.
"Namun, seri dua dosis kemungkinan masih menawarkan perlindungan terhadap sakit parah akibat Omicron," kata perusahaan tersebut.
Studi pendahuluan oleh Pfizer dan BioNTech didasarkan pada salinan varian yang dibuat di laboratorium dan lebih banyak data diperlukan untuk melakukan tes terhadap virus asli.
"Hasil dunia nyata itu akan lebih akurat dan diharapkan dalam dua minggu ke depan," kata Bourla.
Menurutnya, data dunia nyata akan menentukan apakah Omicron tercakup dengan baik oleh dosis ketiga dan untuk berapa lama.
"Dan poin kedua, saya pikir akan membutuhkan dosis keempat," katanya.
Sebelumnya Bourla memproyeksikan bahwa suntikan keempat akan diperlukan 12 bulan setelah dosis ketiga. Dengan kemunculan Omicron, Bourla mengatakan kita perlu menunggu dan melihat karena informasi mengenai Omicron masih sangat sedikit.
Bulan lalu, Pfizer mengajukan aplikasinya ke Food and Drug Administration (FDA) untuk otorisasi daurat pil antivirus oral Pfizer, Paxlovid.
Bourla yakin, pil virusnya akan tetap efektif melawan Omicron, karena pil itu menargetkan bagian lain dari virus, enzim yang digunakan untuk replikasi, yang tidak rentan terhadap mutasi.
"Pfizer dan BioNTech dapat mengembangkan vaksin yang secara khusus menargetkan Omicron pada Maret 2022 jika terbukti perlu," kata Bourla, menambahkan dia mengantisipasi varian baru muncul di masa depan, dan perusahaan tengah memantau untuk melihat apakah penyesuaian vaksin diperlukan.